Tolak Wacana Geser Libur Idul Fitri; Pemerintah Jangan Asal Bicara Soal Aqidah Islam
![]() |
Ketua Umum Gerakan Pelajar Indonesia Husnul Jamil, Senin (6/4/2020). |
Jakarta – Beredarnya kabar
terkait wacana penggeseran libur nasional Idul Fitri 2020 M/1441 H ke akhir
tahun 2020 sejak disampaikan oleh Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi saat rapat terbatas dengan
Presiden Joko Widodo membuat berbagai pihak geram, pemerintah diminta tak asal
bicara soal aqidah Islam, Senin (6/4/2020).
Wacana
menggeser jadwal libur Idul Fitri itu yang juga berkaitan langsung dengan
agenda keagamaan umat muslim di seluruh dunia menurut Ketua Umum Gerakan
Pelajar Indonesia Husnul Jamil jelas-jelas menurutnya adalah keliru.
Meskipun
awalnya wacana itu muncul untuk mencegah penyebaran virus corona (covid-19)
yang semakin meluas di seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang kini telah
mencapai 2.092 positif, 191 meninggal serta 150 sembuh sebagaimana data update
terakhir, namun terkait menggeser hari peringatan dalam merayakan ibadah umat
agama tertentu itu adalah keliru.
Sebelumnya
Presiden Jokowi usai gelar rapat terbatas dengan Luhut menyampaikan terkait hal
ini ia memberi ruang pemerintah untuk membahasnya.
"Saya
melihat untuk mudik ini dalam rangka menenangkan masyarakat, mungkin alternatif
mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya, ini mungkin bisa
dibicarakan," kata Jokowi waktu itu.
Jokowi
juga mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan fasilitas dan infrastruktur
khusus mudik pada hari pengganti itu, sebagaimana yang biasa dilaksanakan
semasa mudik lebaran.
Oleh
sebab itu Husnul Jamil menolak penggeseran libur nasional Idul fitri 2020
M/1441 H ke akhir tahun.
“Tidak
mungkin di bulan Jumadil-Ula (akhir tahun) libur Idul Fitri dilaksanakan,
karena pada bulan tersebut sudah masuk tahun 1442 H. Sedangkan kita
melaksanakan hari kemenangan tersebut di bulan Syawal pada tahun 1441 H,”
paparnya.
Biarkan
saja ummat nasrani melaksanakan hari raya natalnya di bulan Desember. Ummat Islam tetap berpuasa di bulan
Ramadhan dan Idul Fitri di bulan Syawal.
“Seharusnya
pemerintah dalam hal ini jangan asal bicara soal aqidah ummat Islam, harus
melibatkan para habib dan ulama supaya tidak terjadi kekeliruan di kemudian hari,” tutup Husnul.
Tidak ada komentar