Pemko Sabang Siapkan Akper Ibnu Sina Sebagai Ruang Isolasi



Sabang - Pemerintah Kota Sabang telah menyiapkan ruangan isolasi bagi masyarakat, baik pengunjung yang datang wilayah itu maupun masyarakat Sabang terkait Covid-19, hal itu sebagai langkah antisipasi pemerintah terhadap lonjakan kasus virus corona di Kota Sabang.

Sekretaris Daerah Kota Sabang, Drs Zakaria MM kepada koranaceh.net mengatakan, saat ini ruang akper Ibnu Sina itu digunakan oleh tenaga medis untuk tempat isolasi, akibat berkontak jarak dekat dengan pasien perdana yang positif Covid-19 di Sabang, beberapa waktu lalu yaitu NAU gadis remaja berusia 16 tahun.

Menurutnya, Pemerintah Kota Sabang terus berkomitmen dalam menanggulangi penyebaran wabah Corona virus disease (Covid-19), mulai dari upaya pencegahan hingga langkah penanganan setiap pasien yang terdampak akibat Covid-19.

Bahkan bagi masyarakat jika memang terpaksa harus dikarantina atau diisolasi maka akan dilakukan sesuai dengan petunjuk protokol kesehatan yang telah ditentukan.

"Gedung Akper Ibnu Sina milik Pemko Sabang saat darurat ini kita gunakan sebagai ruang isolasi tenaga medis yang berhubungan langsung dengan pasien positif dan juga sebagai antisipasi bagi aparatur lainnya dan masyarakat,” kata Sekda Kota Sabang, Rabu (1/7).

Sementara, Direktur rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Sabang, dr Edi Suharto menyebutkan, pihaknya telah mengambil sampel usap (swab) sebanyak 20 orang warga Sabang untuk diuji dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai langkah antisipasi setelah terdeteksinya satu orang kasus positif Covid-19 di pulau wisata itu.

Kata dia, dari 20 orang warga yang telah diambil sampel usap tersebut empat orang diantaranya merupakan anggota keluarga NAU pasien yang positif Covid-19.

Empat orang anggota keluarga NAU yang diambil sampel tersebut yakni ayah NAU, satu orang saudara kandung pasien serta dua orang pamannya dan ke empat mereka sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya Gampong Anoi Itam Kecamatan Sukajaya Sabang.

Sedangkan 16 orang lainnya yang juga telah diambil uji swab dan sedang menjalani isolasi mandiri adalah perawat, diperkirakan hasilnya swab mereka akan diterima hari ini atau besok, mudah-mudahan negatif semua, harap dr Edi.

Dijelaskan, NAU merupakan seorang santriwati di salah satu pesantren di Kota Sabang, NAU tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah transmisi lokal Covid-19 demikian juga kedua orang tuanya.

Selama pandemi Covid-19 merambah Aceh diketahui NAU juga belum pernah masuk ke pesantren tempat dirinya mondok, saat ini tim gugus tugas Kota Sabang sedang melacak sumber penyebab tertularnya pasien Covid-19 perdana di daerah paling ujung Pulau Sumatera itu.

"Pasien ini tidak pernah ke luar daerah dan NAU adalah siswa di salah satu pesantren, bahkan ketika dia terpapar menjadi positif Corona belum jadwal masuk pesantren, ujar dr Edi.

Lebih lanjut dikatakan, sejak NAU dinyatakan positif Covis-19 pihaknya yeeus melacak semua yang berkontak jarak dekat dengan pasien, baik anggota keluarga, tenaga medis, hingga petugas kebersihan di RSUD setempat.

Langkah antisipasi pertama tamba dr Edi, ibu dan adik kandung NAU yang masih berumur enam bulan telah dilakukan uji sampel usap dan hasilnya diketahui negatif, semudian baru disusul uji sampel usap kepada 20 orang warga lainnya yang berkontak jarak dekat dengan pasien.

"Sekarang ini posisi anak balita berusia  enam bulan dan ibunya tengah menjalani isolasi mandiri di rumahnya, sedangkan kakaknya NAU yang sudah dinyatakan positif Covid-19 masih dirawat di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh untuk menjalani masa penyembuhan," jelasnya. (EMK Muntadhir)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.