Sudah Enam Bulan, Dinas Pendidikan Dayah Hanya Beli Satu Pajero Sport, Empat Kijang Innova

Banda Aceh –
Realisasi Anggaran Dinas Pendidikan Dayah Aceh Tahun Anggaran 2020 dinilai
bermasalah, soalnya sudah enam bulan, tahun anggaran berjalan dinas yang menjadi
ciri khas kekhususan Aceh itu, realisasi anggarannya hanya untuk membeli satu
unit mobil Pajero sport dan empat unit kijang innova, dua unit kenderaan bermotor
roda dua, serta biaya perjalanan dinas yang mencapai milyaran rupiah.
Berdasarkan
Laporan Realiasi Anggaran per 30 Juni 2020, Pengadaan Kederaan Dinas Bermotor Perorangan senilai
2,118,200,000 dari pagu 2,260,255,546 dan
Pengadaan Kenderaan Bermotor Beroda Dua senilai 64,600,000 dari pagu
70,923,600.
Sedangankan realisasi
biaya perjalanan dinas sampai 30 Juni 2020,
senilai 1,253,175,187 dari pagu
4,740,638,678 dan realisasi perjalan dinas dalam daerah 1,109,467,947 dari pagu 4,298,855,000.
Sedangkan realiasi perjalanan dinas luar daerah mencapai 143,707,240 dari pagu
441,783,678.
Realiasi Anggaran Dinas Pendidikan Dayah Aceh, sampai 30 Juli 2020 berkisar 7,67 persen
6,45
atau sekitar 19.158.394.267,32 sepertinya untuk kepentingan dinas atau biaya
tidak langsung, seperti gaji dan bermacam tunjangan, tambahan penghasilan, uang
lembur, dan honorarium dan kebutuhan kantor lainnya.
Sementara
anggaran untuk kepentingan publik, misalnya bantuan hibah baru terealisasi 1,87
persen atau senilai 4,687,236,840 dari pagu anggaran 251,197,747,746 rupiah.
Padahal berdasarkan Rencana Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
(SKPA) Realiasi Belanja Tidak Langsung pada kuartar I mestinya 2,178,431,395
dan Belanja Langsung mestinya 130,730,506,935. Sementara pada Kuartar II, Belanja
Tidak Langsung 2,178,431,395, sedangkan
Belanja Langsung 146,373,547,309. (Lihat Tabel)
Realiasi Anggaran Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang sangat jauh dari target yakni hanya sekitar 7,67 persen atau sekitar 23.580.449.894,10 dengan biaya operasi senilai 19.158.394.267,32, tentu ini sangat disayangkan oleh sejumlah pihak, terutama oleh para kritisi anggaran yang selalu memposting dimedia sosial.
Dan menjadi tidak berlebihan, kalau Sekjend Sentral Aktivis Dayah untuk Rakyat (SADaR), Tgk Miswar Ibrahim
Njong mendesak Plt. Gubernur Ir. Nova
Iriansyah untuk mencopot Kadis Dayah, karena dinilai Tak Transparan, seperti
dikutip masakini.co tanggal 12 Mei 2020, bukan hanya tak transparan hingga
menimbulkan polemik dikalangan pimpinan dayah, tetapi juga menyangkut lambannya
kinerja dinas yang dipimpin oleh Usamah Al Madny itu.
Sementara
Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Muhammad Dzaky
Naufal mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh, melakukan
audit terkait penyaluran dana hibah di Dinas Pendidikan Dayah Aceh tahun
anggaran 2020, yang menuai polemik.
"Gejolak
yang terjadi di Dinas Dayah Aceh, kami rasa ini merupakan permasalahan yang
harus segera direspon oleh Plt Gubernur Aceh dengan cara apapun agar
problematika ini tidak semakin melebar dan mengganggu pelayanan publik
lainnya," sambung Dzaky.
"Ketidaksiapan
ini bisa disebabkan oleh minimnya profesionalitas elit birokrasi, kurangnya
transparansi anggaran hingga nihilnya integritas para pejabat Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) di dinas yang bersangkutan," ujarnya.
Pengamat Kebijakan Publik, Nasrul Zaman
juga mempertanyakan mekanisme verifikasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Dayah terkait lolosnya ratusan daftar menerima yang tidak masuk dalam daftar
Dayah serta Balai Pengajian sesuai SK Gubernur Aceh nomor 451.44/770/2019.
“saya mencium sesuatu, ini baru dugaan,
jangan-jangan ratusan daftar penerima ini tidak diusulkan sesuai mekanisme,
artinya naik ditengah jalan,” ujarnya, seperti dikutip AJNN.Net
18 Mei 2020.
Sementara
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny yang diminta konfirmasi melalui
pertanyaan tertulis sehubungan realisasi anggaran pada dinas yang ia pimpin,
Kamis, 9 Juli 2020, belum mendapat jawaban. Permintaan wawancara dari wartawan
media ini, hanya dijawab singkat, lagi ada acara, katanya. [Agus Budiarsa)
Tidak ada komentar