Potret Miskin Aceh, Ribuan Rumah Tak Layak Huni Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah
Lhoksukon - Meskipun sejak tahun 2008 Pemerintah Aceh telah meluncurkan
program puluhan ribu bantuan Rumah Layak Huni (RLH) atau bantuan rumah dhuafa,
namun masih cukup banyak rumah keluarga miskin yang tidak layak huni belum
tersentuh bantuan Pemerintah.
Program pembangunan Rumah dhuafa yang masuk sebagai program Aceh hebat,
dimana program RLH ini merupakan program prioritas Pemerintah Aceh dalam rangka
penanggulangan dan pengentasan kemiskinan di Aceh, namun belum mampu membebaskan Aceh dari potret
kemiskinan, apakah hal ini jumlah rumah yang telah di bangun masih sedikit atau
belum bisa mengadopsi bantuan rumah yang telah digulirkan, mengingat membludak
nya jumlah kemiskinan di Aceh. sehingga program bantuan rumah dari berbagai
instansi di Aceh baik dari Perkim, Dinsos, Baitul Mal, Dana Desa, Pemerintah
Kabupaten Kota dan dari Kementrian PUPR atau bantuan rumah dari pemerintah
selama ini di berikan tidak tepat sasaran.
Ketua LSM Aceh Future, Razali Yusuf mengungkapkan masih cukup banyak
Keluarga miskin di Aceh yang rumah nya tidak layak huni tapu belum mendapatkan
sentuhan bantuan pemerintah khusus nya
bantuan rumah maupun rehab rumah.
Berdasarkan laporan dan temuan pihanya masih cukup banyak keluarga
miskin yang belum mendapatkan bantuan rumah, padahal rumah nya tidak layak
huni, seperti baru -baru kami melakukan investigasi kebeberapa Gampong dalam
Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara seperti Gampong Matang Raya, Ulee
Glee dan Biram Cut, Kata Cekli panggilan akrab Razali Yusuf kepada Koran Aceh Minggu 09/08 di Cafe
Perbatasan Panton Labu.
Lanjut nya di Gampong Matang Raya 60 persen dari KK, tidak layak huni,
begitu juga di Gampong Ulee Gle ada 210 rumah masyarakat miskin tidak layak
ditempati serta Gampong Biram Cut, ada 25 KK yang butuh bantuan Rumah yang layak
Huni, sebut Cekli.
"Berdasar keluhan Geuchik, Dana Desa tidak mampu menampung untuk
membangun rumah warga nya, disamping anggarannya terbatas juga masih banyak
program pembangunan lain nya yang sangat di butuhkan oleh masyarakat".
Miris nya lagi kata Cekli, kebanyakan keluarga miskin di huni dua
keluarga atau istilah lain KK gantung, karena tidak mampu membangun rumah
sendiri setelah menikah, sehingga terpaksa harus tinggal di rumah mertua,
"Geuchik melalui lembaganya sangat menharapkan bantuan dan kepedulian pemerintah untuk dapat memberikan bantuan layak huni bagi keluarga miskin di Gampong mereka," ucap Cekli. (Masri)
Tidak ada komentar