BPA AR-RAIHAN; Budaya Mengaji Orang Aceh Meski Masa Pandemi Covid-19



Banda Aceh - Balai Pengajian Al-Qur'an (BPA) Ar-Raihan merupakan pendidikan nonformal yang berlokasi di Paya Kuelat, Gampong Lamteumen Barat, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Balai pengajian tersebut tetap membudayakan mengaji orang Aceh meskipun saat ini sedang masa pandemi covid-19, Selasa (29/9/2020).
Suasana Pengajian di BPA Ar-Raihan Gampong Lamteumen Barat,
Banda Aceh. Senin (28/9/2020)
BPA Ar-Raihan dipimpin oleh ustaz Tgk. Fahri Abdul Majid, beliau adalah juga Kepala Desa (Keuchik) Gampong Lamteumen Barat, bekerja sebagai salah seorang pegawai di Departemen Agama (Depag) Propinsi Aceh. Sejak pasca gempa dan Tsunami Aceh 2005 BPA Ar-Raihan telah didirikan, telah menghasilkan alumni sejumlah ribuan santriawan/santriwati, di antara mereka, para alumni turut membanggakan sebab mampu menjadi qari/qariah (pembaca Al-Qur'an) dalam kompetisi MTQ tingkat Propinsi Aceh maupun nasional. Selama pandemi covid-19 terhitung Maret 2020 berdasarkan anjuran dan ketetapan pemerintah setempat, BPA Ar-Raihan sempat menghentikan aktifitas belajar mengajar selama dua minggu pada saat diberlakukannya jam malam di Kota Banda Aceh saat itu. Budaya mengaji bagi masyarakat Aceh, Banda Aceh khususnya terus terpelihara meskipun dalam suasana era pandemi covid-19, pimpinan BPA Ar-Raihan mewaspadai dan mempersilahkan para santri terus belajar di tempat pengajian tersebut, namun wajib mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker, menggunakan sanitizer dan hal lain yang sudah menjadi aturan pemerintah. Sebagai orang Aceh, menurut ustazah Mahdalena selaku salah satu staf pengajar di BPA Ar-Raihan, sudah sepatutnya mampu membaca Al-Qur'an, apalagi bagi seorang perempuan Aceh, kelak ketika menjadi ibu rumah tangga, ilmu membaca Al-Qur'an nantinya dapat ditanamkan pada anaknya, sekaligus menjadi amal zariah, ungkap Mahdalena yang juga lulusan S1 PGSD Unsyiah. Saat ditanya apa yang melatar-belakangi semangat para santri justru makin bertambah minatnya dibuktikan dengan bertambah jumlah santri yang belajar mengaji di BPA Ar-Raihan, ustaz Rizky Maulana selaku staf pengajar menjelaskan bahwa ketika kondisi pendidikan formal ditutup sementara karena protokol kesehatan, maka tidak ada pilihan lain bagi para orang tua orang Aceh mengharuskan putra/putri mereka mendapatkan pendidikan nonformal yakni mengaji. Ustaz Rizky Maulana adalah putra dari pimpinan BPA Ar-Raihan, awalnya sudah terbiasa dengan suasana pengajian sejak kecil, dirinya juga menyanggupi untuk terus mengisi kegiatan pengajian meskipun telah menjadi pengajar. Dengan jumlah pengajar mencapai 50 orang termasuk dirinya, Ustaz Rizky kian semangat mengurus balai pengajian tersebut. Jumlah santri saat ini dengan enam jenis kelas dengan tingkatan mengaji bervariasi dijadwalkan beraktifitas belajar mengajar pada sore maupun malam, dengan jumlah santri malam sekitar 350 orang dan sore sekitar 200 orang menunjukkan animo masyarakat untuk belajar mengaji di BPA Ar-Raihan cukup besar. Saat diliput oleh media ini, Pimpinan BPA Ar-Raihan, ustaz Tgk. Fahri Abdul Majid menjelaskan bahwa keinginan para wali (orang tua) santri agar pengajian Al-Qur'an yang dilaksanakan di lokasi Gampong yang juga dipimpinnya tersebut agar tidak ditutup, karena bagi orang tua, dengan situasi pandemi covid-19 saat ini justru menjadi momentum agar generasi muda Aceh lebih banyak waktu untuk belajar membaca Al-Qur'an, mendalami ilmu agama Islam. Apalagi dengan budaya orang Aceh yang wajib mampu mengaji, menjadikan BPA Ar-Raihan sebagai salah satu lembaga penyedia jasa belajar mengajar mendalami ilmu bacaan Al-Qur'an juga mengaji kitab. Di akhir wawancara, ustaz Rizky Maulana menyatakan bahwa sulit sekali bagi orang Aceh untuk menerima bahwa anak, generasi muda tidak mampu mengaji, bahkan bisa dianggap hampir semua orang Aceh telah diwajibkan mengaji sejak dulu, dengan demikian apabila kelak merantau, orang Aceh yang sudah dikenal mampu mengaji tidak akan merasa malu, paling tidak telah mampu membaca Al-Qur'an dan mampu menjadi muazin, ungkapnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.