DPRA Minta Pemerintah Evaluasi Menyeluruh Terhadap Penanganan Covid-19 di Aceh
Banda Aceh – Hingga 13 September 2020 kasus positif Covid-19 di Aceh sudah mencapai 2.739
orang, dengan jumlah kematian 93 orang. Bahkan, menurut Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), dari angka terkonfirmasi positif tersebut 400 orang adalah tenaga
kesehatan termasuk dua dokter yang meninggal. Demikian disampaikan Dahlan
Jamaluddin pada Senin (14/09/2020) dalam konfrensi pers di gedung Serba Guna
DPRA.
Ketua DPRA itu menambahkan, kondisi ini sungguh memprihatinkan dan Aceh
sudah dapat dianggap dalam keadaan darurat. Sehingga pemerintah Aceh sudah saatnya
melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
penanganan Covid-19.
“Sepertinya pemerintah Aceh tidak punya sikap sense of crisis dalam penanggulangan pandemic Covid-19 ini. Pemerintah
Aceh sangat tertutup dalam penanganan Covid
ini. Padahal, kondisi Aceh saat ini sedang dalam keadaan yang sangat mengerikan
dan darurat. Jangan menganggap keadaan ini seolah-olah baik-baik saja. Bila
perlu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” ujarnya.
Dahlan melanjutkan, DPRA terus melakukan pemantauan perkembangan kasus
Covid di Aceh. DPRA dalam berbagai kesempatan telah menyerukan agar Plt
Gubernur Aceh untuk memimpin langsung penanganan pandemic ini. Plt Gubernur
harus berkoordinasi dan duduk bersama dengan seluruh Forkopimda untuk menyusun arah
kerja penanggulangan Covid-19 ini.
“Sangat disayangkan, sampai saat ini Pemerintah Aceh belum memiliki road map yang jelas. Terkesan jalan
sendiri dan kurang berkoordinasi dengan Forkopimda, akademisi, tokoh
masyarakat, dan ulama. Bahkan ada kesan kegiatan yang dilakukan selama ini cendrung
memanfaatkan kondisi untuk pencitraan,”tuturnya.
Menurutnya, DPRA dalam hal ini sudah melakukan berbagai cara sesuai
konstitusi untuk mengingatkan pemerintah Aceh. Namun, sepertinnya pemerintah
Aceh tidak menganggap itu. Bahkan, lembaga DPRA juga menyampaikaan hak interpelasI untuk mendapatkan jawaban
dari Plt Gubernur terkait berbagai hal penanggulangan Covid-19 ini.
Sementara itu, ketua Fraksi Gerindra Abdurrahman Ahmad menambahkan, Aceh
memiliki kearifan lokal yang khusus. Masyarakat Aceh masing sangat taat kepada
para ulama dan tokoh-tokoh masyarakatnya. Untuk itu, seharusnya pemerintah Aceh
melibatkan secara serius para ulama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan
pesan kepada rakyat.
Tidak ada komentar