Gelar FGD; 'Revolusi Rakyat Aceh, Diperlukah' Hasilkan Deklarasi Bersama Turunkan Nova
Banda Aceh - Fokus Grup Diskusi (FGD) yang melibatkan mahasiswa, pemuda serta elemen masyarakat sipil Aceh berlangsung dengan topik 'Revolusi Rakyat Aceh, Diperlukah' hasilkan tujuh tuntutan deklarasi bersama dalam upaya turunkan Ir. Nova Iriansyah selaku Plt. Gubernur Aceh, Minggu (27/9/2020).
Gaung pendeklarasian bersama usai FGD agar Nova dimakzulkan terekam video pendek usai digelar pembahasan terkait apa dan bagaimana ketujuh poin pertimbangan mesti disuarakan melalui pendapat para pemateri pada Sabtu, 26 September 2020 di Tower One Linge.
Hadir antaranya selaku pemateri FGD ini yakni; Jubir Interpelasi DPRA Irfan Nusir, Ketua Presedium GAM Independen Sufaini Usman Syekhy, kemudian tokoh politik Aceh dan pemerhati keadilan sosial Ayah Ishak Yusuf, doktor jurusan hukum T Rasyidin SH, MH serta puluhan peserta lainnya yang selama acara tetap mematuhi protokol kesehatan.
Selain membahas gagasan awal terkait bagaimana masyarakat Aceh dapat memahami kondisi Pemerintahan Aceh selama ini dikelola oleh pimpinan Plt. Gubernurnya, sehingga sadar betapa terjadi banyak hal yang di luar sepatutnya, kegiatan juga ditandai sebagai upaya mengevaluasi kemampuan DPRA ternyata tidak mampu menjalankan tugasnya mengawasi kinerja Nova Iriansyah.
Melalui paparannya, Irfan Nusir, Ayah Ishak dan Syekhy senada menyatakan bahwa pentingnya sebuah gerakan untuk mendesak DPRA agar sesegera mungkin memakzulkan Plt Gubernur Aceh, karena ketiganya menganggap Nova Iriansyah selaku Plt. Gubernur Aceh selama ini tidak ada perubahan sama sekali dalam mensejahterakan Aceh.
Hal tersebut dinilai berdasarkan dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini, Aceh justru kian banyak korban positif corona bahkan jumlah kematian akibat virus tersebut tidak mampu ditekan, malah bertambah, ini sebagai bukti ketidaksiapan Nova Iriansyah dalam menyelamatkan rakyat Aceh yang dipimpinnya.
Sementara itu, kehadiran Zamaluddin selaku keturunan Raja Linge Gayo, Darnisaf Husnur (alias Bang Saf) sebagai mantan Aktifis Referendum Aceh juga menambah hidupnya suasana diskusi yang dikoordinatori oleh Heri Safrizal.
"Saya bersama para elemen sipil lainnya segera mengumpulkan massa dari seluruh Aceh yang juga akan dibantu oleh para pendukung lainnya untuk hadir di Banda Aceh, namun kita masih menunggu kerja DPRA yang sedang melaksanakan tahapan sidang Interpelasi terhadap Nova Iriansyah," ujar Safrizal.
Dikutip dari mediaresmi.com saat diwawancarai, Safrizal menegaskan "Kalau DPRA tidak mampu, maka kami rakyat yang turunkan Nova". Selain desakan agar DPRA memakzulkan segera Nova Iriansyah, diskusi juga diharapkan dapat memberikan manfaat positif untuk gerakan selanjutnya, hal ini disampaikan Agus Ismansyah selaku Ketua Panitia FGD.
Berikut tuntutan deklarasi gerakan bersama turunkan Nova yang diajukan dari FGD;
(1). Mendesak Pemerintah Aceh untuk memaparkan penggunaan dana Fefocussing Covid-19, (2). Mendesak eksekutif dan legeslatif harus bersinergi membangun Aceh secara keseluruhan, (3). Mendesak Plt Gubernur Aceh untuk segera menghentikan segala bentuk praktik KKN, anti demokrasi, oligarki, oligopoli, kleptokrasi dan hipokrisi dalam menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan di Aceh.
(4). Plt. Gubernur Aceh segera menyalurkan bantuan sosial tunai (bukan sembako) bagi masyarakat yang terdampak covid-19 dari anggaran refocussing APBA 2020 untuk menjaga daya beli dan menghidari membludaknya angka kemiskinan, (5). Mendesak Pemerintah Aceh untuk melanjutkan pembangunan rumah dhuafa.
(6). Mendesak Pemerintah Aceh untuk melibatkan seluruh stakeholders dalam mengambil kebijakan (ulama, pakar, tokoh adat, tokoh perempuan, akademisi, civil society) dalam pengambilan kebijakan apapun. (7) Apabila tidak segera direspon, dalam waktu sesingkat-singkat mungkin, maka Gerakan Bersama Turunkan Nova akan menggalang dukungan seluruh rakyat Aceh untuk menurunkan Plt Gubernur Aceh dan Gerakan Rakyat akan menjadi revolusi untuk Aceh yang baru.
Tidak ada komentar