Krisis Pendapatan Ancam Ribuan Petani Kopi Aceh Tengah Merugi



Petani Kopi Aceh Tengah, Desa Atu Lintang 
sedang menjemur kopi. Rabu (13/1/2021). Foto: Ist.

Aceh Tengah - Petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah mengalami kerugian. Pasalnya akibat persoalan harga komoditi kopi di Aceh Tengah tidak semakin membaik, ribuan petani kopi Aceh Tengah mengeluhkan krisis pendapatan akibat minimnya permintaan kopi dalam negeri maupun luar negeri, Rabu (13/1/2021).

Kondisi ini  dimulai sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu yang berlangsung cukup lama hingga kini sudah memasuki tahun baru 2021.

Bahkan bukan hanya ribuan petani kopi yang merugi, pekerja kebun atau tengkulak di dataran tinggi Gayo juga mengalami krisis pendapatan. Pasalnya  biji kopi Arabika hasil panen di kabupaten tersebut sepi pembeli. 

Masyarakat khususnya petani kopi saat ini sangat terbebani dengan masalah harga jual kopi yang tidak sesuai dengan keadaan saat ini.

Ketidakstabilan harga kopi selanjutnya menjadi ancaman utama sehingga secara tidak langsung perekonomian mereka sangat buruk, karena kebutuhan hidup mereka tidak tercukupi.

Akibat penghasilan utama para petani semata pada komoditi kopi, karena hanya penghasilan dari kopi yang bisa mencukupi kebutuhan mereka.

Salah satu petani kopi Muhammad Rakhman dari Aceh Tengah, Desa Atu Lintang menjelaskan terkait persoalan saat ini. Anjloknya nilai jual kopi juga disebabkan minimnya permintaan ekspor lokal maupun internasional.

“Persoalan paling mendasar karena harga yang relative murah, harga kopi tidak stabil saat ini yang hanya Rp. 5000, kopi gabah Rp. 14000, dan kopi hijau sekitaran Rp35000,"ungkap Rakhman kepada media koranaceh.net pada Rabu (13/01/2021).

"Permasalahan selanjutnya yaitu minimnya permintaan dalam negeri dan sepi ekspor pasar internasional, susahnya mendapatkan pupuk subsidi," ujar Rakhman.

Harga kopi yang relatif rendah dan minimnya permintaan pasar dalam negeri dan kebutuhan ekspor untuk pasar internasional sangat mempengaruhi terhadap produktifitas kopi.

Proses produksi kopi di Aceh Tengah, Desa Atu Lintang, Rabu (13/1/2021). Foto: Ist.

Petani lainnya juga mengungkapkan bahwa profesi bidang pertanian khususnya petani kopi sebenarnya sangat ingin memberontak, tetapi mereka tidak tahu ke mana harus mengadu.

Untuk berbicara, melapor atau sejenisnya, tentang harga kopi sekarang yang kian buruk sehingga menyebabkan krisis pendapatan bagai kehilangan arah untuk dipecahkan oleh kalangan petani kopi itu sendiri.

“Ya kalau harapan kita kan, pemerintah bisa menanggulangi masalah ini, padahal sebetulnya permintaan di luar sana banyaklah, tapi tidak tahu kok malah  harga kopi semakin anjlok,” ujar Sabil yang juga petandi di Desa Atu Lintang.

“Seenggaknya petani sejahtera, dengan harga yang sesuai,” tambah Sabil. (Laporan: Wiwin T)

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.