Cut Man; Muhammad Nazar Itu Memang Diharapkan Rakyat
Banda Aceh - Cut Man Mantan Wakil Panglima Meulaboh Raya, mengatakan, jangan dibiarkan kursi wagub Aceh terlalu lama tak bertuan, bisa masuk syetan dalam berbagai bentuknya yang ingin berperan sebagai wagub-wagub siluman yang sangat merugikan Aceh dan pembangunan.
Ketua DPW PNA Kabupaten Nagan
Raya, lebih lanjut mengatakan, jika wagub-wagub siluman yang berperan, maka hal itu beresiko juga bagi
gubernur sendiri, cepat atau lambat, tandas mantan kombatan paling dicari masa
konflik di wilayah barat selatan kepada wartawan melalui pesan whastApp, Jum’at
5 Februari 2021.
Menurutnya, sejak mencuatnya nama Muhammad Nazar untuk mengisi
sisa masa jabatan Wakil Gubernur Aceh, isu pengesian pos wagub itu menjadi
viral dan dibicarakan oleh berbagai kalangan di seluruh Aceh.
“Kalangan politisi sampai warga biasa, sejak mencuatnya nama
mantan wakil gubernur Aceh Muhammad Nazar, nampaknya semakin tertarik mengikuti isu
terkait proses dan ikut mendorong pengisian jabatan wagub Aceh sisa jabatan
2017-2012 dan mempertanyakan mengapa proses itu seperti tersendat-sendat”,
tandasnya.
Menjawab pertanyaan wartawan kepadanya, siapa figur yang
tepat untuk mengisi sisa masa jabatan wagub tersebut, secara spontan ia
menyatakan nama Muhammad Nazar. “Hanjeuet
laen syit ka paih nyan memang neuduek H. Muhammad Nazar. Beliau sudah sangat berpengalaman dan berkemampuan urusan pemerintahan maupun pembangunan,” tegasnya.
“Yang belum layak
jangan dipaksakan. Lebih baik belajar dulu di posisi-posisi peran yang
lain. Sisa jabatan wagub juga tak lama
lagi. Hana le watee untuk meureunoe. Lagipun suatu jabatan di dalam sistim
demokrasi dan hukum yang berlaku, bukanlah suatu warisan kepada keluarga maupun
internal partai. Sama sekali tidak wajib dari internal partai pengusung.
Irwandi-Nova juga
menang dari suara rakyat, kalau jumlah suara pengurus dan kader
partai-pengusung kan sangat sedikit. Apalagi suara dari anggota keluarga
kandidat lebih sedikit lagi. Jangan perlakukan pos jabatan itu sebagai warisan.
Jadi tak usah dibuat-buat kriteria aneh yang justru melanggar prinsip demokrasi
dan hukum,” ia mengingatkan tegas.
Mantan anggota
DPRK PNA Nagan Raya periode 2012-2017 yang sekarang ikut juga memimpin ormas
BAPERA setempat sebagai Ketua, menyatakan, Itulah hebatnya politik demokrasi.
Dan untuk Aceh sudah harus kita mulai biasakan diri untuk mengutamakan kriteria
kemampuan, pengalaman, kelayakan dari segala sisi. Bek le keu galak-galak pileh
gubernur wagub. Apalagi ini sisa jabatan singkat untuk pos wagub itu,” jelas
Cut Man lagi.
“Saya sebagai
kader PNA, saya coba tanya juga kepada banyak orang PNA selain saya, kepada
kelompok-kelompok relawan yang berperan sebagai tim pemenangan Irwandi-Nova,
saya ikuti juga dari obrolan keinginan masyarakat hingga di warung kopi atau
tempat berkumpul umum, semuanya seperti seia sekata menginginkan Muhammad Nazar
yang mengisi jabatan tersebut. Menariknya lagi, warga biasa saja sudah mulai
bicara kriteria pengalaman, kemampuan, kelayakan dan legitimasi ketokohan.”
Lebih lanjut Cut man menjelaskan, kunci administrasi pengusungan tahap awal hingga masuk nama ke DPRA untuk dovoting ada pada partai-partai pengusung dan gubernur sendiri. Kewajiban DPRA sekarang wajib mengawasi dan mempertanyakan proses itu. Publik akan melihat siapa yang bermain-main, siapa yang serius. Siapa yang curang dan siapa yang konsisten dengan aturan dan kepentingan rakyat terkait pengisian jabatan wagub Aceh. Apalagi kehendak masyarakat sudah jelas mendesak pengisian jabatan wagub dan menginginkan figur bang Nazar.
“PNA harus
istiqamah dan jangan ditunda-tunda lagi finalisasi pencalonan wagub. PNA tak
boleh salah memfinalkan figur cawagub karena dapat menjadi masalah bagi rakyat
, pembangunan dan bagi PNA sendiri. Muhammad Nazar yang diharapkan masyarakat,
termasuk kalangan relawan yang pernah memenangkan Irwandi Nova pada Pilkada
2017, haruslah segera difinalkan. Jangan ada yang ganggu lagi, bang Nazar sudah
sangat sangat rapat dan diharapkan rakyat,” demikian Cut Man.[]
Tidak ada komentar