Mahasiswa Aceh Sukses Ciptakan Buku Keempat, Ini Kisahnya
Ilustrasi Buku Bidadari BEM 2 dan Foto Sulthan Alfaraby.
Banda Aceh - Usai menciptakan buku ketiga, kini Mahasiswa Aceh, Sulthan Alfaraby merilis buku keempat yang berjudul 'Bidadari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) 2: Alfina dalam Badai Kekuasaan', Sabtu (6/3/2021).
Sebelumnya, Sulthan Alfaraby telah menerbitkan buku berjudul "Bidadari BEM" "Aktivis Undercover", dan "Cahaya di Dalam Gelap", yang diterbitkan oleh Bandar Publishing dan memiliki International Standard Book Number (ISBN) di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Sulthan Alfaraby mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya.
"Alhamdulillah, pada hari ini buku Bidadari BEM 2 resmi dirilis. Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Ini merupakan kelanjutan dari buku Bidadari BEM yang pertama," ujar Sulthan.
Mahasiswa yang sedang menempuh studi di UIN Ar-Raniry Banda Aceh tersebut mengungkapkan bahwa buku Bidadari BEM terinspirasi dari mimpi saat tidur.
"Buku ini saya tulis karena saya bermimpi, ada seorang perempuan (mahasiswi) yang saya cintai, tapi cuma dalam mimpi, ya. Oleh sebab itu, saya pikir, kalau dibuat jadi film akan sangat luar biasa," ujarnya.
Selain buku, diketahui pula bahwa pemuda asli Meulaboh ini juga pernah bekerjasama dengan satu instansi menuliskan satu tabloid tentang perkembangan pembangunan di Aceh Barat.
Sulthan Alfaraby mengharapkan dukungan dari semua pihak, terkait niatnya untuk terus menghidupkan industri kreatif di Indonesia, khususnya di Aceh.
"Saya berharap semua pihak terus mendukung, karena tanpa dukungan, maka tentu akan sulit," ujarnya.
Sulthan mengungkapkan semangat teman-temannya untuk menulis juga sangat tinggi. Namun terkendala masalah dana.
"Banyak jalan yang bisa ditempuh dengan menjalin relasi dan menabung, karena menulis merupakan investasi," ungkapnya.
Tokoh utama dalam novel keempat ini bernama Ardial Ketua Himpunan Mahasiswa yang penyayang dan Alfina adalah Sekretaris BEM yang vokal.
Meskipun berasal dari kampus yang sama, uniknya Alfina adalah anak orang kaya, pemilik tambang besar. Namun, Alfina tidak pernah setuju dengan pemikiran orang tuanya.
Ardial dan Alfina awalnya sudah lama dipertemukan di jalan saat aksi demonstrasi, meskipun tidak terlalu saling mengenal. Namun, pada suatu hari, mereka akhirnya berpisah di jalan. Bedanya, Ardial berakhir dengan nasib yang menyedihkan.
Pasca tewas Ardial, Alfina mencoba mengambil alih gerakan mahasiswa dan memprovokasi sebanyak dua juta rakyat untuk menggulingkan presiden. Istana presiden semakin mencekam. (Wiwin).
Tidak ada komentar