Taman Budaya Aceh Gelar Pameran Foto Seni Pahat, Ukir dan Kaligrafi Khas Aceh
Banda Aceh - UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh segera gelar Pameran Foto dijadwalkan dibuka esok, Jumat, 26 Maret 2021 s.d. Minggu, 28 Maret 2021, pameran foto tersebut dimaksud untuk memperkenalkan kembali seni pahat, dan ukir Aceh serta kaligrafi khas Aceh, Kamis (25/3/2021).
Sejumlah budayawan Aceh antaranya Thayeb Loh Angen, Said Akram, Tarmizi (Cek Midi) turut memprakarsai aktif dalam even pameran foto tersebut.
Sebagai upaya memperkenalkan kembali seni pahat dan ukir Aceh, juga kaligrafi khas Aceh, sejumlah budayawan Aceh tersebut menjadi kurator pameran antaranya; pakar sekaligus Maestro Kaligrafi Aceh, Said Akram, Kolektor Manuskrip Aceh Tarmizi A Hamid, dan budayawan Thayeb Loh Angen.
Pameran ini bertajuk "Pameran Foto Seni Ukir dan Pahat Aceh Pada Batu, Kayu, dan Lukisan Pada Kertas".
Thayeb Loh Angen sekaligus ketua panitia kegiatan ini mengatakan, pada pameran foto tersebut nantinya akan diperlihatkan foto seni pahat, seni ukir kayu dan batu, serta kaligrafi karya seniman Aceh abad 12-19 M.
"Nantinya ada foto seni ukir dan seni pahat di batu sebanyak 15 lembar, seni ukir dan seni pahat di kayu 15 lembar, dan lukisan dan kaligrafi di kertas 15 lembar. Semua foto direkam sesuai kaedah fotografi arkeologi," kata Thayeb.
Ketiga karya seni tersebut telah dikenal sejak Kerajaan Samudera Pasai dan Aceh Darussalam. Bahkan berdasarkan sejumlah bukti sejarah, karya seni tersebut telah menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di seluruh lembaga pendidikan masa itu.
Tujuannya, untuk menampakkan ciri khas bangsa dalam berkarya serta untuk memperbanyak buku-buku karena belum ada mesin cetak seperti di zaman ini.
"Pada zaman kejayaan itu, menulis dan menghasilkan karya seni berhias ukiran indah dan mengandung filsafat merupakan sebuah keniscayaan," ujar penulis novel Teuntra Atom ini.
Pada masa kejayaannya, seni ukir kayu, seni ukir batu, dan kaligrafi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Aceh. Saat itu, masjid, meunasah, dan rumah dihiasi pahatan, ukiran khas Aceh dan kaligrafi.
Namun saat ini, kata Thayeb, ketiga karya seni tersebut telah ditinggalkan dan tidak lagi diminati oleh masyarakat Aceh, bahkan di kalangan seniman sekalipun.
"Semoga pameran foto seni ukir dan pahat Aceh pada batu, kayu, dan lukisan pada kertas tahun 2021 ini dapat mengetuk hati para seniman dan muda mudi supaya mempelajari dan menghasilkan kembali seni mahakarya tersebut," kata Thayeb.
Sementara itu, Kepala UPTD Taman Budaya dan Seni Aceh, Elly Zuarny, S.Sn. menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan salah satu metode untuk melestarikan budaya dan kesenian Aceh yang telah ditinggalkan.
"Kita bertugas melestarikan budaya. Seni ukir dan pahat di batu dan kayu serta kaligrafi lukisan di kertas merupakan budaya bernilai tinggi dari masa silam. Sekarang tidak dihasilkan lagi. Belum muncul seniman bidang itu. Tujuan acara ini untuk mengenalkan dan menginspirasi, supaya masyarakat, para seniman serta kaum muda bersedia memunculkan kembali seni tersebut di zaman ini," ujar Elly.
Pameran foto selama dua hari tersebut terbuka untuk umum, namun para pengunjung wajib mengikuti protokol kesehatan cegah Covid-19.
"Untuk pengunjung, kita imbau, supaya mematuhi protokol kesehatan. Pakailah masker, tetap jaga jarak, jangan berkerumun tetapi ikuti aturan jumlah pengunjung yang dapat masuk dalam sekali waktu," ujar Elly.
Tidak ada komentar