Berbagai Pihak Layangkan Kurang Simpati Penggusuran Rumah Dinas Kopelma Darussalam

 



Banda Aceh - Terkait penggusuran rumah dinas berbagai pihak menyayangkan peristiwa yang menimpa para pengabdi ilmu pengetahuan Kopelma Darussalam, yaitu para dosen, mereka telah banyak berjasa membangun Aceh dari sisi keilmuan, dan pengabdian yang seharusnya diberikan apresiasi selayaknya, Jum'at (1/10/2021).

Historis Kopelma terekam dalam untaian tulisan Ir. Soekarnoe 2 September 1959 "Tekat bulat melahirkan perbuatan yang nyata "Darussalam" menuju kepada pelaksanaan cita-cita" dari sejarah Gampong Kopelma Darussalam diketahui bahwa komplek Kopelma merupakan perkampungan pelajar/mahasiswa di Ibu Kota Provinsi Aceh yang kemudian didirikan berbagai fasilitas mendukung pembangunan kembali dunia pendidikan di Aceh.

Kopelma sendiri sudah mengalami berbagai perombakan maupun pembangunan gedung untuk mempermudah aktivitas belajar mengajar bagi dua perguruan tinggi yang ada di dalam kawasan tersebut yaitu UIN Ar-Raniry dan Unsyiah. Penggusuran rumah dinas para dosen di komplek tersebut sangat disayangkan mengingat sejarah berdirinya Gampong Kopelma sebagai konsentrasi pendidikan di Aceh.

Terkait ketersediaan lahan untuk kepentingan aktivitas di bidang pendidikan tinggi, luas lahan Unsyiah cukup tersedia di kawasan Ladong, sehingga dengan penggusuran yang terus dilangsungkan di kawasan Kopelma Darussalam seharusnya dapat diambil kebijakan pengembangan lahan Ladong yang telah tersedia demi menghindari kebijakan tidak solutif.

Azwar Umri, tokoh ICMI Aceh dalam komentar menanggapi informasi penggusuran Kopelma menyampaikan rasa prihatin terhadap penggusuran kawasan Kopelma Darussalam Untuk menghargai sejarah Kopelma Azwar menyatakan "Kuncinya jangan lupa jas merah, siapa yang sumbang botol limun, batu-bata dll,”

Sebelumnya, terkait pemberitaan penggusuran rumah dinas Kopelma Darussalam juga tersiar di akun medsos Otto Syamsuddin Ishak pada Jum'at (1/10/2021) siang dalam statusnya seperti kutipan berikut:

Urgen:/Hari ini warga Kopelma/Darussalam dpt surat/rektor Unsyiah, utk/*tgl 4..rumah dikosongkan/*tgl 5..pembongkaran!.

Status medsos tersebut sontak mengundang banyak komentar dari para netizen Facebook, pengguna akun medsos Facebook yang membaca status Otto tersebut secara umum menyayangkan solusi penggusuran yang diambil oleh pihak Unsyiah terhadap rumah dinas di kawasan Kopelma Darussalam.

Said Marsul mengomen "Sarannsaya  bgs dijual saja ke dosen yg menghuninya dgn cicilan tanpa bunga kmdn bagun baru disekitar desa dekt kampus  spt didesa tungkop ,spy rakyat disana terimbas ilmu dr dosen2 tsb saat memberi sharing ilmunya dimesjid2 sekitar spt allahuyarham Prof.Farid Wajidi."

Akun lain Hasnawi Ismail memberi komentar "Seolah olah Rektor universitas Unsyiah,hanya itu saja tanah milik Unsyiah pada hal tanah yang sudah di kuasai berjibun banyaknya,apa susahnya untuk bersedekah kepada dosen yang pernah membesarkan Unsyiah !."

Anwar Aan salah satu netizen turut menyarankan agar masalah ini dibawa ke ranah hukum saja, berikut komentarnya "Bawa saja ke ranah hukum biar pengadilan yg memutuskan..hny buang² energi kl berdebat dgn pihak rektorat..."

Berbagai komentar tersebut setidaknya memberikan rasa simpati yang luas oleh publik di Aceh terkait fasilitas tempat tinggal bagi para dosen yang mengabdi di bidang ilmu pengetahuan untuk pembangunan Aceh.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.