Made in Made; The Next Reggae Event Live in Concert 'Pesan Damai dari Aceh untuk Indonesia'

Next event Live in Concer Pagelaran Seni Budaya Aceh
Pesan Damai Aceh untuk Indonesia, Made in Made, kolase.

Banda Aceh - Bagi khalayak, musik merupakan hiburan relaksasi, tapi bagi Ramadhan Moeslem Arrasuly alias Made selaku owner sekaligus vokalis Made in Made band musik beraliran Melayu, Aceh and Reggae, musik bukanlah semata berunsur hiburan, namun turut pesan, konten informasi yang menyampaikan sesuatu di dalamnya, terutama pesan damai yang akan ia tampilkan secara Live in Concert Sabtu, 22 Oktober 2022 mendatang di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, Selasa (4/10/2022).

Melalui 'Damai' sebagai pesan yang diejawantah dari lirik dan arranger tipikal khasnya, Made bahkan bicara (lewat musik) hendak mewakili dunia masa kini, jelang pemilu di Indonesia, refleksi sejarah konflik Asia khususnya Indonesia (Aceh-Papua) dan sebagainya dengan tendensi refleksi utama 'Damai'.

Made (Ramadhan Moeslem Ar-Rasuly) juga bermaksud menyuarakan damai dalam arti kontekstual refleksi dari Aceh dulu dan kini.  Ia bicara lewat lirik-lirik dan perform panggung Reggae dalam kemasan kepercayaan bahwa pesan lewat Reggae yang diharap membumi, bahwa 'damai' merupakan topik paling tepat untuk membina kehidupan bernegara dan berbangsa di Indonesia.

Selain berpanggung menyurakan damai di negeri sendiri, tahun 2019 Made juga telah tampil membawa pesan damai di konser reggae peringatan Hari Perdamaian Dunia ke-70 tahun di Perak Malaysia, selain itu ia berkesempatan mewakili Indonesia sebagai artis musik Reggae asal Aceh berpanggung di Asia selain Malaysia.

Pesan Damai Sound of Nanggroe Made in Made

Pendekatan musik adalah cara yang paling lembut untuk membawa pesan damai, setelah konflik yang berlangsung antara Aceh-Jakarta 30 tahun menurut Made, meskipun politik tetap menjadi tonggak dihasilkannya perdamaian di Indonesia, namun musik tetap menjadi pilihan untuk menyuarakan damai terus menerus agar terpelihara.

Narasi persinggungan kepentingan dan polarisasi yang mencoba membenturkan pihak-pihak dalam arti bernegara, bagi Made in Made harus dapat diperbaiki dengan cara yang dewasa dan berwibawa juga bersahaja; 'Sound of Nanggroe' sebagai pesan damai lewat musik.

Pada 2019, pesan damai Made berwujud mengeluarkan album (Sound of Nanggroe 1999-2019 Ramadhan Moeslem Arrasuly)  terbit album  secara indie dan terbatas kepada para fans, saat itu, suasana Pemilu Indonesia turut menjadi narasi dan intuisi yang membawa pengaruh tersendiri atas lahirnya 'pesan damai' lewat karya-karya Made.

Untuk tahun ini 2022, Made yang telah bersiap menggelar Live in Concert Pagelaran Seni dan Budaya pada Sabtu (22/10/2022) juga telah mengemas karyanya terbaru antaranya dua judul baru yang akan ditampilkan bagi pengunjung Aceh Ballroom Hermes Hotel yaitu "Syair Melayu", "Menikahlah".

Penampilan Melayu Aceh and Reggae nantinya dikemas dalam satu kompilasi pagelaran seni dan budaya Aceh, ada penampilan seni Rapai Shalawat, Tarian Aceh, Puisi, Seni Rupa, Teatrikal, Beat Box dan lainnya.

"Di setiap perfoms Made, meskipun sebagai pemusik, terkadang Made turut mengiringi musik reggae yang dibawakan secara berteatrikal, bermonolog, berpuisi, gerakan tari, itu disebabkan pengaruh silaturrahmi yang intes dilakukan selama berkesenian, pergaulan selama ini dengan berbagai komunitas, sosok seniman ragam latar telah menjadi bagian tersendiri dalam Made berpanggung," ungkap Made dalam sesi wawancara di Taman Seni dan Budaya Aceh, Senin malam (3/9/2022).

Di Hermes Hotel nanti, Made berencana selain beryanyi, di sela-sela perfoms, Made berhikayat, menyampaikan pesan moral, kemanusiaan, pesan kritik khususnya tentang seni budaya. Aceh harus kita jadikan satu messege, Aceh yang telah damai menurut Made.

Jika politik dikritik dengan jalur politik bagi Made itu hal biasa, tapi Made justru menjadikan musik sebagai pesan damai khususnya untuk merespon pemilihan presiden Indonesia yang baru pada 2024 mendatang.

"Made sebagai pegiat seni atau seniman bergenre musik Reggae,Made memiliki sesuatu yang berbeda, tidak sekedar bermusik, tidak hanya bernyanyi untuk dinikmati oleh para penikmat musik Reggae, memang sudah pasti musik yang dibawakan dinikmati oleh fans Reggae, namun saat ini genre Made ini telah meluas menjangkau publik dengan latar belakang lebih beragam.

"Slogan Sound of Nanggroe sebenarnya telah disiar sejak hampir sepuluh tahun silam dalam event Vote in Konser Suara Dari Timur prakarsa Glann Fredly, namun belum terwujud secara lebih kompleks, gaung slogan ini dulu dengan sekarang ada sedikit berbeda, kalau dulu untuk menyuarakan ketidakadilan atau kesenjangan sosial yang terjadi di Aceh, Made lakukan secara berkeliling dan terbatas, kalau kini sebagai bagian dari menyikapi jelang pemilu 2024 berencana menyampaikan pesan damai melalui pagelaran seni dan budaya berbentuk konser publik lebih luas," papar Made.

Pada peringatan 15 tahun damai Aceh MoU Helsinky di tahun 2020, Made in Made turut tampil di Rumoh Budaya Banda Aceh sebagai kampanye damai yang berkolaborasi dengan para seniman Aceh lainnya. Selain isu damai, Made in Made pada1999-2008 sejak lahir dan bermetamorfosis di era tersebut telah eksis menyuarakan isu kemanusiaan,  perdamaian dan lingkungan.

Flyer Next Event Hermes Palace Hotel.

Sound of Nanggroe


Pagelaran Seni Budaya

Melayu, Aceh anD reggaE


seni musik reggae,

bernuansa melayu dan kearifan lokal Aceh nya.


Untuk pertama kalinya 

@ramadhan_moeslem_arrasuly

a.k.a

@madeinmade.official

menggelar konser di Aceh


pada hari sabtu

tanggal 22 Oktober 2022

pukul 20.15 wib - 23.10 wib


dengan mengusung tema

"PESAN DAMAI DARI ACEH UNTUK INDONESIA”. 

tiket:

Regular 125k + Snack

VIP 250k + Dinner

dan dapatkan doorprize menarik lainnya!


Venue.

at Aceh Ballroom

Hermes Palace Hotel.

CP: 0852.7746.0079

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.