Malam Ini Pertunjukan Monolog “Sebelum Sarapan” Dipentaskan


Diskusi Terbuka jelang pementasan Monolog 1/3
Evory Cafe.

Banda Aceh - Pementasan teater monolog yang mengangkat sisi perempuan di dalam kehidupan segera dipentaskan malam ini di In Door Taman Seni dan Budaya Aceh, Telaga Art bersama Teater Rongsokan UIN Ar-Raniry mengangkat tema presisi dan refleksi perempuan di era kekinian melalui naskah masa silam yang dianggap relevan, Senin (3/10/2022).

Monolog 1/3 sebagai konsep menonton teater dari tiga hasil refleksi penyutradaraan naskah 'Before Breakfast" (sebelum sarapan) memberi kesempatan bagi para penikmat seni pertunjukan teater di Aceh untuk memperkaya sudut pandang memahami sisi perempuan khususnya di dalam rumah tangga. 

Sekelumit kisah rumah tangga telah menjadi cerita pendek yang diramu secara rapi oleh Eugene O’neil dalam bentuk naskah panggung dan akan dibawakan dalam petunjukan teater monolog malam ini, senin tanggal 3 Oktober 2022. 

Naskah Sebelum Sarapan ditulis tahun 1916 dan peristiwanya terjadi dalam sebuah keluarga kecil pada sebuah apartemen di Amerika Serikat. Wah, cerita ini memiliki jarak yang sangat jauh baik secara periode maupun secara lokasi kejadian. Sementara itu, kini cerita tersebut dibawakan kembali di Aceh dan dengan kondisi yang tentu sangat jauh berbeda secara kultur budaya, antara Amerika tahun 1936 dan Indonesia tahun 2022.

Saat sebelum sarapan merupakan waktu yang sering dimanfaatkan untuk merencanakan langkah yang akan dijalani untuk menjelajahi hari. Pagi hari sebelum sarapan kerap terjadi percakapan penting dibalik meja makan keluarga atau di dapur sambil menunggu hidangan tentang hari kemarin yang telah dilalui dan tentang kisah indah semalam. 

Banyak kisah indah sampai kisah tragis dikupas secara intim dengan anggota keluarga di pagi hari sebelum anak pergi sekolah, sebelum orang tua berangkat kerja. Percakapan Ayah dan anak, suami dan istri, nenek dan cucu; soal rumah tangga, ekonomi, politik, pendidikan sampai utuang piutang kerap terjadi saat menunggu sarapan.

Namun itulah kekuatan sastra dan daya imajinasi seorang penulis. kontek yang diangkat dalam karya sastranya kadang melampaui zaman. 

Cerita yang ditulis dengan judul aslinya Before Breakfast yang diterjemahkan oleh Wiwit Anggraini mengangkat kisah percakapan suami istri sebelum mereka memulai sarapan. 

Persoalan rumah tanagga yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan emosional, lalu pertaruhan sikap seorang istri dalam mempertiambangkan kebimbangan hati akibat dari kebiasaan buruk suaminya. 

Bagaimana kesetiaan seorang istri diuji dan bagaimana sang istri melewatinya, apa ending diri rumah tangga mereka? Nantikan jawabannya dalam pertunjukan teater bertajuk panggung monolog 1/3 Senin malam ini di Taman Budaya Banda Aceh.

"Kita berupaya menyampaikan bahwa peran perempuan di zaman sekarang dengan zaman dulu dalam kultur bahkan bangsa yang berbeda namun tetap memiliki kesamaan dalam sisi-sisi yang refleksi, kehadiran Monolog 1/3 di panggung In Door Taman Seni dan Budaya Aceh malam ini," ungkap T. Zulfajri (Tejo) M. Sn Pimpinan Produksi Monolog 1/3 yang juga Ketua Telaga Art.

"Semoga membawa sisi pandang yang semakin menumbuhkan kepercayaan kita bahwa perempuan merupakan kaum yang eksis di dalam peradaban, jangan lupa segera miliki tiket menonton, kami tunggu kehadiran para peminat seni budaya Aceh, dukungan nyata wujud kecintaan pada seni di Aceh adalah dengan menonton pertunjukan, semoga berkenan," ujarnya.

Tiga buah pertunjukan monolog yang  dimainkan oleh Tasya, Rifkah, Isma dari teater Rongsokan dan disutradarai oleh Mustafa Kamal, Muhammad Kadafi, dan Dendi Swarandanu akan menawarkan tiga garapan berbeda dengan karakter berbeda dan juga konsep partistik yang berbeda. Selamat menonton!



Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.