Persaingan Politik dalam Pilkada Aceh: Dinamika Dukungan Ulama Dayah
Dr. Usman Lamreung, M.Si
*Pengamat Politik dan Akademisi Universitas Abulyatama
Dalam Pilkada Aceh, dukungan komunitas dayah menjadi salah satu penentu utama; calon yang mampu menjalin hubungan baik dengan ulama akan meraih kepercayaan masyarakat.
Pilkada Aceh merupakan momen politis yang sarat dengan dinamika, terutama dalam konteks persaingan merebut hati para Abu, Abi, dan Waled di Dayah.
Sistem dayah di Aceh bukan hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai kekuatan sosial dan politik yang signifikan.
Oleh karena itu, kunjungan dan silaturahmi ke dayah-dayah tersebar di Aceh menjadi strategi kunci dalam upaya menarik dukungan masyarakat.
Dalam dua minggu terakhir, arus dukungan untuk pasangan calon nomor urut 02, Mualem dan Dek Fadh, mengalami peningkatan yang menggembirakan.
Ini tampak jelas melalui berbagai laporan media dan deklarasi dukungan dari dayah-dayah yang sebelumnya bersikap netral.
Dukungan yang mengalir dari para ulama ini menunjukkan bahwa visi dan misi pasangan calon 02 sejalan dengan cita-cita yang diharapkan oleh komunitas dayah, terutama dalam pelaksanaan syariat Islam yang menjadi salah satu pilar utama dalam kehidupan masyarakat Aceh.
Partisipasi aktif pasangan calon dalam berbagai kegiatan ulama, termasuk muzakarah dan diskusi kebijakan, semakin menguatkan posisi Mualem dan Dek Fadh.
Kehadiran mereka dalam setiap kegiatan tersebut tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap komunitas dayah, tetapi juga memberikan peluang untuk menjalin hubungan interpersonal yang lebih erat dengan para pemuka agama.
Sebaliknya, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh nomor urut 01, Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi, meskipun juga melakukan kunjungan ke dayah besar, tampak kurang berhasil dalam menarik perhatian dan dukungan dari komunitas tersebut.
Seiring berkembangnya dukungan untuk pasangan 02, terlihat bahwa pasangan 01 mengalami penurunan dukungan di kalangan dayah. Hal ini menjadi pertanda penting dalam peta dukungan politik di Aceh.
Salah satu contoh konkret adalah deklarasi dukungan dari Partai Aceh Sejahtera (PAS) di Gayo Lues yang berasal dari kalangan dayah, menunjukkan bahwa pergeseran politik Kalangan Dayah ini semakin nyata.
Dukungan yang meningkat dari para Abu dayah untuk pasangan 02 mencerminkan keinginan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan arah pembangunan Aceh ke depan.
Pola dukungan ini juga menunjukkan bahwa kemampuan calon dalam menjalin relasi dan komunikasi dengan para ulama menjadi salah satu faktor determinan dalam menarik suara konstituen, terutama di daerah yang berlandaskan tradisi keagamaan yang kuat.
Persaingan politik dalam Pilkada Aceh sangat dipengaruhi oleh dinamika dukungan dari komunitas ulama dayah.
Kemenangan politik tidak hanya bergantung pada strategi kampanye yang baik, tetapi juga pada kemampuan calon untuk memahami serta merespons harapan dan kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian, dukungan dari dayah-dayah dapat menjadi lompatan signifikan bagi calon yang mampu menjalin hubungan baik dan memahami peran strategis ulama dalam konteks politik lokal.[]
Tidak ada komentar