Kemenperin Cetak Tenaga Kerja Industri Kompeten Melalui Pendidikan Vokasi

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen untuk mencetak tenaga kerja industri yang kompeten di seluruh wilayah Indonesia melalui unit pendidikan vokasi, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Politeknik, dan Akademi Komunitas (Akom). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan vokasi industri ini menjadi program prioritas Kemenperin.

“Untuk mencetak tenaga kerja yang siap kerja sesuai dengan kebutuhan industri, Kemenperin telah menyelenggarakan pendidikan vokasi di politeknik dan SMK binaannya,” Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 7 November 2024.

Di pulau Sumatera, Kemenperin memiliki beberapa unit pendidikan vokasi, termasuk SMK-SMTI Bandar Lampung, SMK-SMTI Padang, SMK-SMTI Banda Aceh, SMK-SMAK Padang, Politeknik ATI Padang, dan PTKI Medan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2024, terdapat 29,9 juta orang dalam angkatan kerja di Sumatera, yang menjadi sasaran utama untuk mencetak tenaga kerja kompeten.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menekankan bahwa hampir seluruh lulusan dari unit pendidikan vokasi Kemenperin langsung terserap di dunia industri. “Untuk 287 lulusan SMK-SMTI Bandar Lampung tahun ini, sebanyak 92,33 persen sudah terserap kerja di industri,” ungkapnya. SMK-SMTI Bandar Lampung, yang berdiri sejak 1986, telah melahirkan lebih dari 5.000 alumni dengan dua program studi utama, yaitu kimia industri dan analisis pengujian laboratorium.

Selain itu, SMK-SMTI Padang dan SMK-SMAK Padang juga berkontribusi dalam menghasilkan SDM industri yang kompeten. Pada tahun ini, 89,14% lulusan SMK-SMTI Padang dan 76,5% lulusan SMK-SMAK Padang sudah terserap di dunia kerja dan perguruan tinggi. Sejak 1966, SMK-SMTI Padang telah mencetak lebih dari 5.000 lulusan, sedangkan SMK-SMAK Padang telah menelurkan 6.668 alumni setelah 60 tahun berdiri.

Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan juga menunjukkan prestasi dengan 87% lulusan yang terserap di industri pada tahun ini. Sejak berdiri, PTKI Medan telah meluluskan lebih dari 8.170 mahasiswa dengan tiga program studi terapan, yaitu D3 Teknik Kimia, D3 Teknik Mekanika, dan D3 Agribisnis Kelapa Sawit.

Kemenperin akan memberikan masa tunggu enam bulan bagi lulusan yang belum mendapatkan pekerjaan after diwisuda, sehingga seluruh lulusan diharapkan dapat terserap dalam waktu setengah tahun setelah kelulusan. Dengan demikian, para lulusan juga memperoleh sertifikat kompetensi yang dapat menunjang karir mereka di industri.

Masrokhan menjelaskan bahwa prinsip utama penyelenggaraan pendidikan vokasi di Kemenperin adalah menciptakan kurikulum yang terintegrasi dengan kebutuhan industri. “Kami memerlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan,” katanya.

Dalam menghadapi perkembangan teknologi industri 4.0, Kemenperin berupaya menyiapkan calon SDM industri melalui transformasi pendidikan vokasi. Dengan menyesuaikan kurikulum terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, Kemenperin mendorong peserta didik untuk menguasai keterampilan industri 4.0 agar memiliki keunggulan serta kemampuan adaptasi tinggi di dunia kerja.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.