Pj Gubernur Safrizal Ajak Dunia Perkuat Peringatan Dini Tsunami di Simposium UNESCO
![]() |
Pj Gubernur Aceh Dr, H, Safrizal, ZA, M.Si Memberi Sambutan pada Acara Pembukaan 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium di Balee Meuseuraya (BMA), Senin (11 /11/2024). |
Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., menyambut hangat para peserta The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium yang berlangsung pada Senin, 11 November 2024, di Banda Aceh. Dalam pidatonya, Dr. Safrizal menekankan pentingnya simposium ini sebagai upaya global untuk memperkuat mitigasi bencana tsunami, khususnya di Aceh yang memiliki sejarah kelam dengan tsunami tahun 2004.
"Simposium ini memiliki arti mendalam bagi Aceh, khususnya dalam memperingati dua dekade setelah bencana Tsunami Samudra Hindia 2004," ujar Safrizal dalam sambutannya yang disampaikan dalam bahasa Inggris.
Ia mengingatkan bahwa tragedi tersebut telah mengorbankan ratusan ribu jiwa dan meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat Aceh dan wilayah lain di sekitar Samudra Hindia. "Tsunami ini mengingatkan kita betapa dahsyatnya kekuatan alam, namun sekaligus menginspirasi lahirnya kolaborasi global dalam meningkatkan sistem peringatan dini dan upaya mitigasi."
Pj Gubernur Aceh ini juga menyampaikan rasa syukurnya atas kemajuan yang telah dicapai dalam teknologi peringatan dini dan pemahaman ilmiah mengenai tsunami. Ia menegaskan bahwa Aceh akan terus mendukung upaya tersebut dan mengambil peran aktif dalam memperkuat sistem peringatan dini di kawasan rentan bencana.
“Kami sangat menghargai kehadiran tokoh-tokoh global, peneliti, dan praktisi yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan strategi dalam mitigasi dan kesiapsiagaan bencana tsunami,” tambahnya.
Ia mengajak semua pihak untuk terus memperbarui pengetahuan dan kesiapan menghadapi tantangan dan risiko yang terus berkembang, termasuk dampak perubahan iklim yang semakin memperbesar potensi bencana alam. Dr. Safrizal berharap pertemuan ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang bermanfaat bagi semua pihak dan menjadikan Aceh sebagai pusat pengembangan dan diseminasi pengetahuan terkait mitigasi tsunami.
Selama simposium, Safrizal juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini, khususnya UNESCO-IOC, BMKG, dan mitra internasional lainnya. "Kami berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif-inisiatif global dan bersedia berbagi pembelajaran dari pengalaman kami untuk bersama-sama mencapai dunia yang lebih aman," sebut alumni SMA 3 Banda Aceh itu.
Simposium ini dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah negara, termasuk duta besar, serta sejumlah pejabat tinggi dari lembaga internasional seperti UNESCO dan UNOCHA.
Tidak ada komentar