Plt Sekda Aceh Dukung Musrenbang Keistimewaan Standarisasi Kesehatan Dayah

Plt Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah, memberikan sambutan pada Musrenbang Keistimewaan Aceh di Hotel Ayani.

Plt Sekda Aceh Muhammad Diwarsyah, mendukung Musrenbang Keistimewaan bertema standarisasi kesehatan dayah yang digelar oleh Lembaga Wali Nanggroe. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan dan kebersihan dayah di Aceh.

Banda Aceh - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Muhammad Diwarsyah, menyambut baik pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Keistimewaan yang mengangkat tema standarisasi kesehatan dayah. Acara ini digelar oleh Lembaga Wali Nanggroe di Hotel Ayani, Jumat (29/11/2024) malam.

Kegiatan yang diikuti oleh 45 peserta, termasuk pimpinan dayah dan Kepala Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten/Kota se-Aceh, akan berlangsung hingga 1 Desember 2024.

Plt Sekda Aceh menekankan bahwa pendidikan bermutu memerlukan dukungan lingkungan yang sehat. "Sebagai tempat tinggal dan belajar, dayah harus memberikan suasana yang mendukung tumbuh kembang fisik dan mental para santri," ujar Diwarsyah.

Ia menambahkan, langkah standarisasi kesehatan dayah merupakan langkah strategis untuk memastikan lingkungan dayah yang aman, layak, dan higienis. “Melalui forum ini, kita bersama dapat berdiskusi, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan solusi yang tepat untuk implementasi standarisasi kesehatan di dayah,” jelasnya.

Diwarsyah berharap kolaborasi antara pemerintah, pimpinan dayah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat menghasilkan kebijakan yang aplikatif dan berdampak nyata bagi kualitas pendidikan dan kesehatan di dayah.

Perhatian pada Kesehatan dan Kebersihan Dayah

Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al Haytar, menegaskan pentingnya standarisasi kesehatan untuk mendukung keberlanjutan pendidikan di dayah. "Dayah merupakan lembaga pendidikan agama yang sangat berperan penting dalam mencerdaskan masyarakat Aceh. Oleh sebab itu, perhatian pada aspek kesehatan menjadi prioritas," katanya.

Menurut Teungku Malik Mahmud, dari sekitar 1.600 dayah yang ada di Aceh, baru 422 dayah yang memiliki pos layanan kesehatan. Selain itu, ia menyoroti pentingnya peningkatan kebersihan kamar tidur santri, kamar mandi, dan sanitasi agar sesuai dengan standar kesehatan yang baik.

"Hal ini harus menjadi fokus kita semua agar di masa depan dayah di Aceh punya standarisasi kesehatan," tegasnya.

Musrenbang ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi kesehatan dan kebersihan dayah, sehingga sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya kebersihan dan kesehatan

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.