Abu Razak Ajak Ahli ITB Kolaborasi Majukan Aceh Lewat Mitigasi Bencana
![]() |
Kamaruddin Abubakar (Aburazak) saat bertemu dengan Prof. Dr. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.S., di Bandung. (Foto: Ist). |
Abu Razak menggandeng Prof. Teuku Abdullah Sanny dari ITB untuk meningkatkan kesiapsiagaan Aceh terhadap bencana alam melalui kolaborasi di bidang mitigasi bencana dan eksplorasi geologi.
Bandung - Kamaruddin Abubakar, Ketua Umum Badan Pemenangan Mualem-Dek Fadh yang lebih dikenal sebagai Aburazak, baru saja mengadakan pertemuan penting dengan Prof. Dr. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.S., Guru Besar Seismologi Eksplorasi dan Rekayasa dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pertemuan yang berlangsung pada Selasa, 10 Desember 2024, ini bertujuan untuk menjajaki peluang kolaborasi demi memajukan Aceh, terutama dalam pengelolaan mitigasi bencana dan eksplorasi geologi.
Prof. Sanny, lulusan Kyoto University di Jepang,pada tahun 1995, memiliki keahlian mendalam di bidang seismologi dan mitigasi bencana. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyatakan kesediaannya untuk berkontribusi kepada Pemerintah Aceh, mengingat pentingnya mitigasi bencana di daerah yang rawan terhadap gempa bumi seperti Aceh.
"Prof. Sanny memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat relevan bagi Aceh, yang selama ini rentan terhadap bencana alam. Dengan kontribusinya, kami berharap Aceh bisa lebih siap menghadapi risiko-risiko yang mungkin timbul akibat pergerakan tanah dan aktivitas seismik," ujar Aburazak.
Aburazak juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan para ahli dari berbagai bidang untuk mendorong pembangunan Aceh yang lebih optimal. "Pemerintah Aceh membutuhkan kontribusi para ahli dari berbagai bidang agar pembangunan Aceh dapat berjalan optimal," tambahnya.
Pernyataan tersebut sangat relevan mengingat sejarah Aceh yang pernah dilanda tsunami pada tahun 2004. Aceh membutuhkan pendekatan pembangunan yang lebih strategis dan berbasis pada ilmu pengetahuan agar dapat meminimalkan risiko bencana di masa depan.
Sebagai bagian dari komitmen pemerintahan Mualem-Dek Fadh, Aburazak menegaskan bahwa mereka akan terus merangkul berbagai kalangan, baik akademisi, profesional, maupun tokoh masyarakat.
Hal ini menunjukkan semangat inklusivitas dalam pemerintahan mereka, di mana setiap suara dan keahlian dianggap penting untuk mencapai tujuan bersama.
"Prinsipnya, kita harus mengemban amanah rakyat Aceh dengan selalu mengutamakan kepentingan publik," tegas Aburazak, yang juga mencerminkan komitmen mereka terhadap transparansi dan tanggung jawab sebagai pelayan publik.
Kolaborasi antara pemerintah Aceh dan para ahli tidak hanya terbatas pada bidang seismologi, tetapi juga akan mencakup disiplin ilmu lainnya, seperti perencanaan kota, lingkungan, dan pendidikan.
Dengan melibatkan para ahli, diharapkan pemerintah setempat dapat menemukan solusi yang lebih tepat dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Aceh.
"Di era modern ini, sangat krusial bagi daerah seperti Aceh untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dan pengetahuan dari para ahli guna mencapai pembangunan yang inklusif dan bertanggung jawab," kata Aburazak.
Melalui sinergi antara pemerintah dan akademisi, Aceh diharapkan tidak hanya dapat mengatasi tantangan yang ada, tetapi juga menciptakan peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.
Inisiatif Aburazak untuk menggandeng Prof. Sanny dan pakar lainnya menunjukkan komitmen Aceh untuk belajar dari sejarahnya, sekaligus bergerak maju dengan cara yang lebih cerdas dan terukur demi kepentingan serta kesejahteraan rakyat.[]
Tidak ada komentar