Aceh Berduka, Abu Madinah Wafat di Banda Aceh
Abu Madinah, ulama terkemuka Aceh sekaligus pimpinan Pesantren Modern Babun Najah, wafat pada Senin (16/12/2024). Sosoknya dikenal luas sebagai pendidik dan ulama yang bijak.
Banda Aceh – Kabar duka menyelimuti Aceh pada hari ini,
Senin, 16 Desember 2024. Ulama terkemuka Aceh, Tgk. H. Muhammad Ismy, Lc., MA,
atau yang lebih dikenal sebagai Abu Madinah, telah berpulang ke Rahmatullah
pada pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA),
Banda Aceh. Kepergian beliau menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Aceh,
terutama dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam.
Sosok dan Kiprah Abu Madinah
Tgk. H. Muhammad Ismy, Lc., MA, dikenal luas sebagai seorang
ulama yang memiliki dedikasi tinggi dalam menyebarkan ilmu agama. Beliau adalah
pendiri Yayasan Abulyatama dan memimpin Pesantren Modern Babun Najah, sebuah
lembaga pendidikan Islam terkemuka di Banda Aceh. Pesantren ini telah
melahirkan banyak santri berprestasi yang berkontribusi dalam berbagai bidang
di masyarakat.
Sebagai mantan anggota MPU Aceh/MUI/MPU dari 1965 hingga
2014, Abu Madinah juga berperan penting dalam memberikan pandangan dan fatwa
terkait isu-isu keislaman di Aceh. Beliau sering memberikan ceramah dan nasihat
yang menjadi pedoman bagi umat Islam di daerah ini.
Julukan “Abu Madinah” diberikan kepada beliau karena pernah
bermukim lama di Madinah, Arab Saudi, di mana beliau mendalami ilmu agama. Dari
kota suci tersebut, beliau membawa pengalaman dan wawasan yang memperkaya
dakwah Islam di tanah kelahirannya.
Pengabdian yang Tak Terlupakan
Sebagai tokoh pendidikan, Abu Madinah tidak hanya fokus pada
aspek keilmuan agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan moral
kepada para santrinya. Pesantren Modern Babun Najah yang dipimpinnya menjadi
salah satu pusat pendidikan yang menyeimbangkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan
modern.
Selain itu, sebagai ulama, beliau sering diundang untuk
menjadi pembicara dalam berbagai forum keislaman, baik di tingkat lokal maupun
nasional. Pandangan-pandangannya yang moderat dan bijak menjadi rujukan bagi
banyak orang.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Hj Sapura AB dan empat orang anak, Ust H Masrul Aidi, Multazam, Wahyu Madani dan Mukhtisar. Sedangkan satu anaknya, Khalilur Rahman telah terlebih dahulu meninggal dunia.
Tidak ada komentar