AS Bombardir Houthi di Yaman Usai Serangan Rudal Hantam Tel Aviv
Hanya beberapa jam setelah serangan rudal Houthi menghantam Tel Aviv, AS langsung merespons. Serangan ini menyasar pusat-pusat penyimpanan rudal dan fasilitas komando milik kelompok Houthi, sebagai bagian dari upaya melemahkan kekuatan mereka di kawasan Timur Tengah.
Yaman - Militer AS melalui Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengonfirmasi bahwa serangan udara yang dilancarkan pada Sabtu, 21 Desember 2024, waktu setempat bertujuan mengganggu dan melemahkan operasi Houthi. Serangan ini dilakukan setelah kelompok militan Yaman tersebut meluncurkan rudal balistik ke Tel Aviv, Israel.
"Pasukan CENTCOM melakukan serangan yang disengaja untuk mengganggu dan melemahkan operasi Houthi, seperti serangan terhadap kapal perang dan kapal dagang Angkatan Laut AS," ungkap CENTCOM dalam pernyataan resminya, dikutip dari AFP, pada Senin, 23 Desember 2024.
Lokasi yang menjadi target AS meliputi pusat penyimpanan rudal dan fasilitas komando Houthi. Selain itu, CENTCOM juga mengklaim berhasil menembak jatuh beberapa drone dan rudal jelajah Houthi di kawasan Laut Merah.
Serangan ini terjadi setelah Houthi berhasil menembus pertahanan Israel dan melukai 16 warga Tel Aviv. Serangan rudal tersebut disebut sebagai aksi solidaritas terhadap Gaza, yang hingga kini masih menghadapi konflik bersenjata.
Dalam beberapa hari terakhir, ketegangan antara Houthi dan Israel meningkat. Serangan rudal balistik Houthi pada Kamis, 19 Desember 2024, dan serangan drone pada Jumat, 20 Desember 2024, menargetkan wilayah Israel, meskipun sebagian besar serangan berhasil dicegat. Namun, rudal yang diluncurkan pada Sabtu berhasil mengenai dua target di distrik Jaffa, Tel Aviv.
Kelompok Houthi mengklaim bahwa mereka akan terus melancarkan operasi militer hingga serangan terhadap Gaza dihentikan dan blokade dicabut. “Kami bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina,” ujar Houthi dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters pada Senin, 23 Desember 2024.
Sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada Oktober 2023, Houthi secara konsisten menargetkan Israel dan kapal-kapal terkait di Laut Merah dan Teluk Aden. Menurut laporan, perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.000 orang, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan wanita.
Aksi balasan cepat AS di Yaman memperlihatkan keseriusan Washington dalam melindungi personel dan sekutunya. “Serangan ini adalah bentuk komitmen kami untuk melindungi personel AS dan koalisi, mitra regional, serta internasional,” tambah CENTCOM.
Eskalasi konflik ini memicu kekhawatiran global akan potensi perang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
Tidak ada komentar