Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Degradasi Lingkungan: Kunci Dinamika Utang Publik di ASEAN-5

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Foto: koranaceh.net).

Penelitian terbaru mengungkap hubungan kompleks antara pertumbuhan ekonomi, investasi, dan degradasi lingkungan terhadap utang publik di lima negara ASEAN, dengan dampak signifikan terhadap kebijakan ekonomi dan lingkungan.

Jakarta - Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia Tenggara telah membawa dampak besar bagi negara-negara di kawasan ini. Kendati berdampak, hal ini juga menimbulkan tantangan berat dalam menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan stabilitas fiskal dan keberlanjutan lingkungan. 

Studi terbaru yang berjudul "The impacts of economic growth, investment, and environmental degradation on public debt: New evidence from the ASEAN-5 countries" ini mengungkapkan hubungan yang lebih dalam antara tiga faktor utama—pertumbuhan ekonomi, investasi, dan degradasi lingkungan—dengan utang publik di lima negara terbesar di Asia Tenggara.

Penelitian yang diterbitkan EnPress Publisher pada 29 Agustus 2024 ini dilakukan oleh Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, dosen program magister di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (UNAIR), bersama sejumlah peneliti internasional.

Menggunakan data dari tahun 1996 hingga 2021, penelitian ini menerapkan metode Fully Modified Ordinary Least Squares (FMOLS) untuk menggali faktor-faktor yang memengaruhi utang publik. Hasilnya menunjukkan korelasi negatif antara investasi dan utang publik, sementara pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan justru berhubungan positif dengan peningkatan utang publik.

“Pertumbuhan ekonomi, meskipun menjadi pendorong utama pembangunan, dapat meningkatkan utang publik jika tidak dikelola dengan hati-hati. Pemerintah sering kali membiayai proyek infrastruktur dan program sosial untuk mendukung ekspansi ekonomi, yang pada gilirannya meningkatkan pengeluaran dan menambah beban utang,” tulis Dr. Esquivias dalam paper tersebut.

Sebagai contoh, negara-negara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand menunjukkan bagaimana pertumbuhan ekonomi mendorong peningkatan utang publik karena proyek-proyek besar yang membutuhkan pembiayaan luar.

Namun, Indonesia menunjukkan fenomena berbeda. Meskipun ada peningkatan PDB, jelasnya, negara ini justru mampu menurunkan utang publik, mencerminkan pentingnya kebijakan fiskal yang hati-hati.

Selain itu, degradasi lingkungan turut memperburuk situasi fiskal negara-negara ASEAN-5. Dengan cepatnya industrialisasi dan urbanisasi, polusi dan deforestasi meningkat, menciptakan masalah lingkungan yang memerlukan alokasi dana besar dari pemerintah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan emisi CO2, yang menjadi indikator utama degradasi lingkungan, dapat meningkatkan utang publik sebesar 0,4449 persen untuk setiap kenaikan 1 persen emisi CO2.

“Degradasi lingkungan memang memengaruhi keseimbangan fiskal karena negara harus mengeluarkan dana untuk menangani masalah seperti polusi dan kerusakan lingkungan,” tambah Dr. Esquivias.

Investasi di Sektor-Sektor Produktif Merangsang Pertumbuhan Ekonomi

Di sisi lain, investasi justru terbukti dapat menurunkan utang publik. Dengan meningkatkan investasi di sektor-sektor produktif seperti infrastruktur, pendidikan, dan teknologi, negara-negara ASEAN-5 dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan menghasilkan pendapatan pajak lebih tinggi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi sebesar 1 persen dapat mengurangi utang publik sebesar 1,2452 persen secara keseluruhan di wilayah ini. “Investasi strategis, khususnya dalam infrastruktur dan sektor produktif lainnya, memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap utang,” ujar Dr. Esquivias.

Penelitian ini memberikan wawasan yang sangat berguna bagi pembuat kebijakan di kawasan ASEAN-5. Dengan memahami hubungan antara pertumbuhan ekonomi, investasi, dan degradasi lingkungan, mereka dapat merancang kebijakan yang lebih efektif untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan, serta mengurangi dampak negatif terhadap utang publik.

Meskipun pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk pembangunan, penelitian ini menekankan perlunya pendekatan kebijakan yang hati-hati untuk mengelola utang publik, mengingat pengaruh negatif dari degradasi lingkungan dan pentingnya investasi yang lebih besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Sumberunair.ac.id

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.