Plt Sekda Aceh Buka FGD Hilirisasi Agroindustri Menuju Aceh Emas 2045

Plt Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah, ketika menyampaikan kata sambutan dalam FGD Hilirisasi Agroindustri untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Menuju Aceh Emas 2045″ di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh. (Foto: Humas Pemprov Aceh).

Plt Sekda Aceh Muhammad Diwarsyah, menekankan pentingnya pengolahan sumber daya alam secara optimal untuk ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi.

Banda Aceh – Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh (Plt Sekda Aceh) Muhammad Diwarsyah, membuka Focus Group Discussion (FGD) bertema “Hilirisasi Agroindustri untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Menuju Aceh Emas 2045” di Hermes Palace Hotel, Senin (2/12/2024).

Dalam sambutannya, Diwarsyah menegaskan bahwa hilirisasi agroindustri merupakan strategi utama untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong kemandirian ekonomi di Aceh.

“Aceh memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, kelapa, tebu, minyak atsiri, dan hasil laut. Pengelolaan yang lebih optimal dan pengembangan produk hilir akan memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian Aceh,” kata Diwarsyah.

Ia menjelaskan bahwa arah pembangunan Aceh telah ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dengan fokus pada agrikultur, agroindustri, ekonomi hijau, dan pendidikan Islam global. Namun, ia juga mengingatkan bahwa Aceh masih menghadapi tantangan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Menurut data 2023, pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 4,23%, di bawah rata-rata nasional yang sebesar 5,04 persen. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh dengan sumbangan 29,61 persen, sedangkan sektor industri hanya menyumbang 4,19 persen pada 2022.

“Kondisi ini menunjukkan Aceh masih menghadapi tantangan besar untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan barang dari luar daerah. Potensi besar sumber daya alam Aceh belum sepenuhnya diolah secara maksimal,” ujar Diwarsyah.

Ia juga menyoroti peran sektor kelapa sawit yang pada 2022 berkontribusi 20,1 persen terhadap pendapatan rumah tangga Aceh dan menyerap 1,3 juta tenaga kerja. Namun, ia menggarisbawahi perlunya pengembangan produk hilir bernilai tinggi untuk memastikan keberlanjutan sektor tersebut.

Untuk mempercepat hilirisasi agroindustri, pemerintah Aceh berkomitmen memperkuat infrastruktur, konektivitas, pengembangan sumber daya manusia, serta menciptakan ekosistem investasi yang kondusif. FGD ini diharapkan dapat merumuskan langkah strategis, mengidentifikasi peluang, dan menyusun kebijakan pendukung hilirisasi agroindustri di Aceh.

“Dukungan semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, adalah modal utama untuk mewujudkan Aceh yang lebih mandiri dan berdaya saing,” tambahnya.

Diwarsyah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam mewujudkan visi besar Aceh Emas 2045, di mana ketahanan pangan yang kuat menjadi fondasi keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.