Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata, IDF Mulai Tarik Pasukan dari Rafah

Warga palestina merayakan gencatan senjata Israel Hamas di jalanan Deir Al Balah, jalur Gaza pada Rabu (15/1/2025) lalu. (Foto: AFP/Eyad Baba).
Warga palestina merayakan gencatan senjata Israel Hamas di jalanan Deir Al Balah, jalur Gaza pada Rabu (15/1/2025) lalu. (Foto: AFP/Eyad Baba).

Israel dan Hamas sepakat mengakhiri konflik melalui gencatan senjata 42 hari, dengan tahap awal melibatkan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza selatan.

Gaza - Militer Israel (IDF) mulai menarik pasukan dan peralatan tempurnya dari pusat kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Menurut laporan koresponden dari Al Jazeera, IDF telah "mundur ke Koridor Philadelphia," area strategis yang terletak di perbatasan Mesir dan Jalur Gaza.

Baca Juga:
Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Gaza, Pertukaran Sandera Segera Dimulai

Pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya pada Sabtu, 18 Januari 2025, menegaskan bahwa Israel berencana mempertahankan keberadaan militer di koridor tersebut. Berdasarkan laporan-laporan yang koranaceh.net himpun dari sejumlah media, penarikan ini merupakan bagian dari kesepakatan dengan Hamas yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari dan berlangsung selama 42 hari. Perjanjian ini bertujuan mengakhiri peperangan 15 bulan yang telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina dan 1.500 warga Israel. Konflik tersebut juga meluas hingga Lebanon dan Yaman, serta memicu perang rudal antara Israel dan Iran.

Gencatan senjata ini terbagi menjadi tiga tahap:

    1. Tahap Pertama: Pembebasan 33 sandera Israel dengan imbalan sekitar seribu tahanan Palestina. Pasukan Israel akan mundur ke perbatasan Jalur Gaza, meskipun mereka tetap akan berada di wilayah itu untuk sementara waktu. Selain itu, pengiriman bantuan kemanusiaan akan meningkat menjadi 600 truk per hari, termasuk 50 truk berisi bahan bakar. Warga Palestina juga akan menerima 200.000 tenda dan 60.000 rumah mobil.
    2. Tahap Kedua: Pembicaraan mengenai gencatan senjata permanen, pembebasan sandera yang tersisa, dan kemungkinan penarikan penuh pasukan Israel, yang dijadwalkan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
    3. Tahap Ketiga: Melibatkan pertukaran jenazah, pembangunan kembali Jalur Gaza, serta penghapusan blokade.

Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat bertindak sebagai penjamin kesepakatan ini. Ketiganya telah mendirikan pusat koordinasi di Kairo, Mesir, untuk memastikan pelaksanaan isi perjanjian oleh kedua pihak.

Baca Juga:
Negara-Negara Barat & Timur Tengah Bahas Percepatan Bantuan ke Pemerintah Baru Suriah

Kesepakatan ini menjadi perjanjian kedua antara Israel dan Hamas setelah perjanjian sebelumnya pada November 2023 yang hanya bertahan selama enam hari. Kali ini, kedua belah pihak berharap proses perdamaian dapat berjalan lebih stabil dengan keterlibatan aktif para penjamin.

Langkah awal gencatan senjata ini menjadi harapan baru bagi kawasan yang dilanda konflik berkepanjangan, meskipun tantangan dalam implementasi perjanjian tetap signifikan.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.