Jembatan Ambruk di Bireuen, 315 Warga Terisolir: Pemkab Siapkan Akses Darurat

Pj Bupati Bireuen Jalaluddin bersama anggota DPRK Bireuen Surya Yunus di dampingi Camat serta Dinas terkait saat meninjau lokasi kejadian di Kecamatan Peudada, Bireuen. (Foto: Ist).

Jembatan penghubung di Kecamatan Peudada, Bireuen, ambruk akibat hujan deras, mengisolir 315 warga. Pemkab Bireuen segera menyiapkan akses jalan darurat untuk mengatasi dampaknya.

Bireuen - Sebuah jembatan penghubung di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, ambruk akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. Kejadian ini menyebabkan 87 kepala keluarga (KK) di Gampong Lawang dengan total 315 jiwa terisolir, memutus akses ke Gampong Hagu dan wilayah lainnya.

Ambruknya jembatan yang terletak di perbatasan Gampong Lawang dan Hagu ini juga mengakibatkan aktivitas harian warga terhenti total. Bahkan, kerusakan tebing sungai di sekitar jembatan turut merusak dapur milik warga bernama Darwinsyah (35), yang tinggal bersama istrinya Yusniar (30) dan dua anak mereka.

Pj Keuchik Gampong Lawang, Akmal, menjelaskan kondisi jembatan sudah mengkhawatirkan sejak Jumat, 3 Januari 2025. Saat itu, tuturnya, hujan deras membuat sisi-sisi jembatan runtuh perlahan. Kerusakan jadi semakin parah di dua hari berikutnya, tepatnya pada Senin, 6 Januari 2025. Sebabnya pun sama: hujan lebat kembali mengguyur. Alhasil, jembatan pun amblas sepenuhnya. 

“Jembatan ini adalah akses utama warga untuk berbagai aktivitas, termasuk ke sekolah dan pasar. Kami sangat berharap Pemkab Bireuen segera mengambil langkah penanganan,” ujar Akmal pada Selasa, 7 Januari 2025.

Imbas peristiwa itu, warga meminta pemerintah segera memperbaiki jembatan sekaligus memperkuat tebing sungai untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Akses Jalan Darurat Jadi Langkah Awal

Menanggapi situasi ini, Pj Bupati Bireuen, Jalaluddin, bersama sejumlah pejabat terkait, langsung meninjau lokasi kejadian pada Selasa, 7 Januari 2025. Dalam kunjungannya, Jalaluddin memastikan bahwa langkah tanggap darurat akan segera dilakukan.

“Langkah awal yang akan kita ambil adalah membuat akses jalan darurat agar warga tidak terisolir. Ada 87 KK dengan 315 jiwa yang sangat bergantung pada akses ini, termasuk untuk kebutuhan sekolah dan kesehatan. Tim teknis akan segera duduk bersama untuk merencanakan pembangunan jembatan darurat,” ungkap Jalaluddin.

Turut hadir dalam peninjauan tersebut anggota DPRK Surya Yunus, Kalaksa BPBD Afwadi, Kepala Dinas Sosial Ismunandar, Camat Peudada Erry Seprinaldi, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Munawardi, serta sejumlah pihak terkait lainnya.

Warga berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan jembatan darurat, tetapi juga memperhatikan penguatan tebing sungai yang longsor. “Tebing sungai yang rusak ini sudah merusak rumah dan dapur warga. Kami khawatir kerusakan akan meluas jika tidak segera ditangani,” kata Akmal.

Situasi ini menjadi pengingat pentingnya infrastruktur yang kuat di wilayah rawan bencana, terutama untuk mendukung aksesibilitas masyarakat.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.