Jokowi Masuk Finalis Tokoh Terkorup 2024, OCCRP Jelaskan Alasannya
![]() |
Presiden ke-7 RI Jokowi saat menyampaikan keterangan kepada pers di Bukit Hijau Regency, Taman Setia Budi Indah, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (25/11/2024). (Foto: BPMI). |
Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menjelaskan alasan masuknya Presiden ke-7 RI Joko Widodo dalam nominasi tokoh terkorup 2024. Meski tak ada bukti korupsi finansial, kritik terhadap KPK dan pemilu menjadi sorotan.
Jakarta - Presiden Joko Widodo menjadi sorotan setelah masuk
nominasi daftar tokoh terkorup 2024 versi Organized Crime and Corruption
Reporting Project (OCCRP). Meski begitu, OCCRP menegaskan tidak memiliki bukti
bahwa Presiden ke-7 Indonesia ini terlibat dalam korupsi untuk keuntungan
finansial selama menjabat.
Dalam pernyataan resminya pada Jumat, 3 Januari 2025, Penerbit
OCCRP Drew Sullivan mengatakan bahwa keputusan ini mencerminkan persepsi
publik. “Ada persepsi yang kuat di antara warga negara tentang korupsi.
Seharusnya menjadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat
mengawasi. Kami juga akan terus mengawasi,” ujar Sullivan, dikutip dari katadata.id
pada Minggu, 5 Januari 2024.
OCCRP menjelaskan bahwa masuknya nama Jokowi dalam daftar
ini didasarkan pada kritik dari kelompok masyarakat sipil dan ahli yang menilai
pemerintahan Jokowi melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu,
Jokowi juga disorot atas dugaan merusak proses pemilihan umum demi keuntungan
putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi calon wakil presiden mendampingi
Prabowo Subianto.
Meski menghadapi kritik tajam, Jokowi tetap meminta masyarakat untuk berpikir kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh tuduhan tanpa bukti. “Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?” katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu, 1 Januari 2025.
Proses Seleksi OCCRP
OCCRP mengakui bahwa mereka tidak memiliki kendali penuh
atas proses nominasi. Nama-nama yang masuk finalis berasal dari dukungan
terbanyak melalui sistem daring. Selanjutnya, proses seleksi akhir dilakukan
oleh juri yang terdiri dari masyarakat sipil, jurnalis, dan akademisi,
berdasarkan penelitian investigatif dan keahlian kolektif.
Pemenang “penghargaan” tokoh terkorup 2024 adalah mantan
pemimpin Suriah, Bashar Al Assad. Keputusan ini didasarkan pada perannya dalam
menghancurkan Suriah, pelanggaran hak asasi manusia termasuk pembunuhan massal,
hingga korupsi yang meluas.
OCCRP menegaskan bahwa penghargaan ini bertujuan menyoroti
sistem dan aktor yang memungkinkan korupsi serta kejahatan terorganisasi
terjadi. “Kami menerima lebih dari 55 ribu kandidat, termasuk tokoh politik
terkenal hingga individu yang kurang dikenal. Penghargaan ini diberikan untuk
memberikan pengakuan terhadap kejahatan dan korupsi,” tambah Sullivan.
Namun, OCCRP juga mengakui adanya potensi penyalahgunaan gelar tersebut oleh pihak-pihak tertentu untuk memajukan agenda politik. Untuk itu, mereka berjanji akan menyempurnakan proses nominasi dan seleksi agar lebih transparan di masa mendatang.
Terakhir, OCCRP menekankan tujuan utama dari penghargaan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak korupsi dan memperbaiki demokrasi. Mereka akan terus memantau dan melaporkan kasus korupsi yang dianggap merusak tatanan demokrasi di berbagai negara.[]
Tidak ada komentar