Pelajaran dari Kebakaran di Amerika

(Foto: Getty Images/Apu Gomes).

Hamdan Budiman
*Pemred Koran Aceh

Pertumbuhan ekonomi seharusnya tidak dilakukan dengan cara merusak lingkungan. Kehilangan hutan memicu bencana, menghancurkan alam, dan mengancam kehidupan manusia.

koranaceh.net | Pemerintah di berbagai negara sering kali terjebak dalam paradigma pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam secara masif. 

Salah satu praktik yang paling mencolok adalah membabat hutan demi membuka lahan untuk pertanian, industri, atau pembangunan infrastruktur.

Namun, pengalaman sejumlah negara, terutama Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan, tetapi juga berpotensi meningkatkan kerentanan terhadap bencana alam.

Kebakaran hutan dan kota-kota yang melanda Amerika dalam beberapa hari terakhir merupakan contoh nyata dari konsekuensi buruk dari eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. 

Kebakaran ini tidak hanya terjadi dalam skala besar, tetapi juga berakibat fatal bagi ekosistem serta kehidupan masyarakat.

Baca Juga:
Kebakaran Hebat di California dan Pesan dari Tuhan

Kerusakan yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan ini mengungkapkan kenyataan pahit bahwa pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh kegiatan merusak lingkungan pada akhirnya akan mengorbankan kualitas hidup dan keamanan masyarakat.

Sumber daya alam, termasuk hutan, bukanlah barang dagangan yang dapat dieksploitasi tanpa batas. Hutan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyimpan karbon, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies. 

Ketika pemerintah mengutamakan pertumbuhan ekonomi di atas keberlanjutan, dampak jangka panjangnya adalah kerusakan lingkungan yang parah. 

Kehilangan hutan dapat memicu bencana seperti banjir, tanah longsor, dan, seperti yang terlihat di Amerika, kebakaran hutan yang meluas.

Bencana-bencana ini bukan hanya menghancurkan alam, tetapi juga mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat.

Berdasarkan pengalaman tersebut, penting bagi pemerintah untuk merubah pola pikir mereka. Pertumbuhan ekonomi seharusnya tidak dilakukan dengan cara merusak lingkungan.

Alih-alih membabat hutan, pemerintah perlu melakukan investasi dalam sektor-sektor yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Misalnya, pengembangan energi terbarukan, pertanian organik, dan ekoturisme dapat menjadi alternatif yang lebih baik untuk mendorong perekonomian tanpa merusak alam. 

Pendekatan ini tidak hanya akan menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang lebih berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Edukasi tentang dampak buruk dari kebakaran hutan dan kerusakan lingkungan harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan sejak dini. 

Dengan membangun kesadaran, masyarakat dapat lebih menghargai pentingnya hutan dan sumber daya alam, serta terlibat aktif dalam upaya pelestarian.

Baca Juga:
Kebakaran Hebat di Los Angeles Tewaskan 10 Orang dan Paksa 180.000 Warga Mengungsi

Dalam konteks global yang semakin mengkhawatirkan dengan dampak perubahan iklim, sudah saatnya bagi pemerintah untuk berhenti mengejar pertumbuhan ekonomi dengan cara yang merusak.

Pidato Prabowo soal 'tak perlu takut deforestasi' demi tambah lahan sawit tuai kritik – 'Hutan akan terancam' dan 'ruang hidup masyarakat menyempit'

Pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa Indonesia perlu menambah penanaman kelapa sawit dikhawatirkan akan memperluas deforestasi dan konflik agraria, kata para pegiat lingkungan.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menduga pernyataan Prabowo berkaitan dengan ambisi pemerintah menggencarkan produksi biodiesel yang telah digaungkan sejak kampanye Pilpres 2024 silam.

"Tetapi pernyataan bahwa sawit tidak terhubung langsung dengan deforestasi itu keluar dari mulut seorang presiden, itu mengejutkan," kata pengkampanye hutan dan kebun Walhi, Uli Arta Siagian.

Sebab, menurut Uli, sejumlah penelitan dan riset menyimpulkan "ada kaitan langsung dari perluasan sawit terhadap deforestasi".

Sementara Pelajaran dari kebakaran di Amerika harus menjadi pendorong bagi semua negara untuk berkomitmen pada prinsip keberlanjutan.

Melalui pendekatan yang lebih bijaksana, kita tidak hanya dapat melindungi lingkungan, tetapi juga memastikan masa depan yang lebih sejahtera bagi generasi mendatang. 

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tidak lagi menjadi penghalang bagi pelestarian alam, tetapi sebaliknya, dapat berjalan seiring demi kebaikan bersama.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.