Pj Gubernur Aceh, Pak Safrizal Teman Baik Kita, Bukan Sekedar Basa-Basi Politik
Hamdan Budiman
*Pemred Koran Aceh
Sambutan perdana Mualem bukan hanya sekadar formalitas, tetapi sebuah panggilan untuk semua, agar bersama-sama berkontribusi dalam menciptakan masa depan Aceh yang lebih baik.
koranaceh.net | Mualem dalam Sambutan Perdananya Sebagai Gubernur Aceh 2025
- 2030, Pada tanggal 9 Januari 2024, menyampaikan Pak Pj Gubernur Safrizal
teman baik kita, bukan hanya sekedar ‘haba mangat’ atau ‘peuleumak kuah’ atau
‘kecek lamak’ dalam tutur ‘Aneuk Jame’.
Dan memang Momen penetapan sebagai Gubernur Aceh, bukan
hanya menjadi tonggak sejarah pribadi bagi Mualem, tetapi juga menjadi momentum
penting bagi masyarakat Aceh, yang mengharapkan perubahan dan kemajuan di bawah
kepemimpinan barunya.
Dalam sambutannya, Mualem tidak hanya mengungkapkan rasa
syukur dan tanggung jawab yang diembannya, tetapi juga memberikan gambaran
tentang visi dan misinya ke depan.
Salah satu poin yang ditekankan Mualem adalah pentingnya
kerja sama dengan semua lapisan masyarakat.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat, baik pemerintahan,
swasta, maupun individu untuk bersatu dalam membangun Aceh.
Sebagai Gubernur, Mualem menyadari bahwa tugasnya tidak
hanya sebagai pengambil keputusan, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu
mendengar dan menanggapi aspirasi rakyat.
Komitmennya untuk menjalin kolaborasi ini menunjukkan bahwa
kepemimpinannya tidak berpaku pada kekuasaan semata, melainkan lebih kepada
partisipasi aktif masyarakat.
Mualem juga memberikan penghormatan kepada Penjabat Gubernur
sebelumnya, Pak Safrizal, yang disebutnya sebagai teman baik.
Dalam konteks ini, Mualem menegaskan bahwa meskipun Safrizal
hanya memimpin dalam waktu yang relatif singkat, tetapi dampak dari
kepemimpinannya sangat berarti.
Pernyataan ini menggambarkan rasa saling menghargai di
antara para pemimpin daerah, dan menunjukkan bahwa perubahan yang baik bisa
datang dari berbagai jenis kepemimpinan.
Mualem berusaha menciptakan iklim yang saling menghormati
dan bekerja sama, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam dunia politik yang
seringkali penuh dengan konflik dan perpecahan.
Pujian Mualem kepada Pak Pj Safrizal bukan basa-basi
politik. Mualem menyadari bahwa masyarakat Aceh telah cukup belajar dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Dalam setiap narasi yang disampaikan, tergambar jelas
tekadnya untuk bercermin kepada sejarah dan berfokus pada kebutuhan serta
harapan rakyat.
Mualem menekankan bahwa dia akan mengabdikan diri untuk
kepentingan masyarakat, lebih dari sekadar janji politik semu.
Ini adalah langkah yang berani dan penting untuk membangun
kepercayaan warga Aceh terhadap para pemimpin mereka.
Sambutan perdana Mualem mencerminkan aspirasi yang lebih
besar untuk Aceh, dalam hal pembangunan ekonomi, Pendidikan, dan masalah sosial
lainnya.
Melalui Wakil Gubernur Aceh Fadhullah atau Dek Fadh yang
memberi keterangan pers perdana usia ditetapkan KIP Aceh, mereka berjanji untuk
membangun Aceh yang lebih mandiri dan sejahtera, di mana setiap warga Aceh,
terlepas dari latar belakang, memiliki kesempatan yang sama untuk
berkembang.
Dengan visi yang jelas, dan komitmen untuk melibatkan
masyarakat, diharapkan kepemimpinan Mualem-Dek Fadh mampu mendorong Aceh menuju
era baru yang penuh harapan dan kesejahteraan.
Sambutan perdana Mualem bukan hanya sekadar formalitas,
tetapi sebuah panggilan untuk semua, agar bersama-sama berkontribusi dalam
menciptakan masa depan Aceh yang lebih baik.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Mualem-Dek Fadh siap untuk menghadapi tantangan dan menunaikan amanah yang diberikan, dengan keyakinan bahwa bersama-sama, Aceh bisa menjadi provinsi yang lebih maju dan sejahtera.[]
Tidak ada komentar