Politik Itu Soal Komunal Bukan Personal
Hamdan Budiman
*Pemred Koran Aceh
Kesadaran kolektif dan komitmen untuk bekerja demi kemajuan bersama menjadi kunci keberhasilan dalam berpolitik.
koranaceh.net | Politik sering kali dipahami sebagai arena pertarungan individu atau kelompok untuk meraih kekuasaan dan pengaruh.
Namun, perspektif ini cenderung terlalu sempit dan mengabaikan esensi sebenarnya dari politik sebagai sebuah kegiatan kolektif yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa politik sejatinya adalah soal komunal, bukan personal.
Di masyarakat, setiap individu memiliki kepentingan, kebutuhan, dan aspirasi unik.
Namun, ketika kelompok-kelompok ini berinteraksi dalam ranah politik, suara mereka perlu diorganisasi dan diwakili untuk mewujudkan tujuan bersama.
Proses ini menuntut pemahaman akan nilai-nilai kolektif dan tanggung jawab bersama, yang seringkali hilang dalam diskusi politik modern yang cenderung berfokus pada ambisi pribadi calon pemimpin atau partai politik.
Politik yang sehat harus menjunjung tinggi prinsip inklusivitas dan partisipasi masyarakat.
Dalam kerangka ini, setiap keputusan yang diambil merupakan hasil dari dialog dan musyawarah yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Melalui partisipasi aktif, masyarakat dapat menyuarakan keinginan dan kebutuhannya, sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat mencerminkan kepentingan komunal.
Ketika individu lebih fokus pada kepentingan pribadi, maka resiko terjadinya pengabaian terhadap kepentingan masyarakat menjadi meningkat.
Selain itu, politik sebagai urusan komunal juga mencakup tanggung jawab sosial.
Setiap individu yang terlibat dalam politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai pemimpin, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Hal ini menjadi krusial, terutama dalam konteks negara yang multikultural dan beragam, di mana berbagai kelompok memiliki perspektif dan kebutuhan yang berbeda.
Fenomena politik yang berfokus pada kepentingan personal seringkali melahirkan korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Ketika pemimpin atau wakil rakyat lebih mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan rakyat, maka integritas sistem politik pun menjadi taruhannya.
Untuk itu, pendidikan politik yang menekankan pentingnya nilai-nilai komunal serta etika dalam berpolitik perlu dicanangkan.
Masyarakat yang berpengetahuan dan punya kesadaran tinggi tentang kepentingan kolektif akan lebih mampu menuntut akuntabilitas dari para pemimpin mereka.
Menghadapi tantangan zaman modern ini, di mana ketidakpuasan terhadap pemerintah kerap meletup dalam bentuk aksi protes, penting bagi kita untuk kembali menegaskan bahwa politik bukanlah ajang perlombaan ego, melainkan sebuah panggung untuk menyuarakan kepentingan bersama.
Kesadaran kolektif dan komitmen untuk bekerja demi kemajuan bersama menjadi kunci keberhasilan dalam berpolitik.
Dengan demikian, marilah kita bangun kesadaran bahwa politik itu soal komunal, bukan personal.
Melalui kerja sama, dialog, dan partisipasi aktif, kita dapat menciptakan sistem politik yang lebih adil dan berkelanjutan, di mana suara semua elemen masyarakat diperhitungkan dan dihargai.
Dalam proses ini, setiap individu berperan penting dalam mewujudkan visi dan misi bersama, demi kebaikan seluruh masyarakat.[]
Tidak ada komentar