Studi: Jumlah Korban Perang Gaza Jauh Lebih Tinggi dari Laporan Resmi

Warga Palestina menyusuri reruntuhan bangunan di Gaza setelah menjadi target serangan pesawat Israel. (Foto:Anadolu Agency/Mustafa Hassona).

Studi The Lancet mengungkap jumlah korban tewas di Gaza akibat perang Israel jauh lebih besar dari laporan resmi, mencapai 64.260 jiwa. Infrastruktur kesehatan yang lumpuh memperparah krisis kemanusiaan.

Gaza (Palestina) - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet mengungkapkan jumlah korban tewas akibat perang Israel di Gaza jauh lebih tinggi dibandingkan laporan resmi. Analisis dalam studi ini memperkirakan setidaknya terdapat 64.260 kematian, angka yang 41 persen lebih besar dari data Kementerian Kesehatan Palestina yang mencatat 37.877 korban tewas hingga 30 Juni 2024.

Studi ini dilakukan oleh para akademisi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Yale University, dan institusi lainnya. Dengan menggunakan metode analisis statistik capture-recapture, mereka memanfaatkan data kementerian, survei online, dan laporan media sosial untuk memperkirakan jumlah korban jiwa akibat serangan udara dan darat Israel dari Oktober 2023 hingga Juni 2024.

Baca Juga:
Lima Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Gaza: Kendaraan Bertanda "Press" Jadi Sasaran
Komisioner UNRWA: Israel Langgar Semua Aturan Perang di Gaza

"Jumlah korban jiwa ini setara dengan 2,9 persen dari populasi Gaza sebelum perang, atau sekitar satu dari 35 penduduk," demikian laporan dalam studi tersebut.

Mayoritas Korban Adalah Warga Sipil

Studi ini juga menemukan bahwa 59,1 persen dari korban tewas merupakan perempuan, anak-anak, dan lansia berusia di atas 65 tahun. Namun, studi tersebut tidak memberikan rincian jumlah pejuang Palestina yang termasuk dalam korban.

Lebih mengkhawatirkan, jumlah ini hanya mencakup korban akibat cedera traumatis, tidak termasuk kematian akibat kekurangan layanan kesehatan, makanan, atau ribuan orang hilang yang diduga terkubur di bawah reruntuhan.

Baca Juga:
AS Bombardir Houthi di Yaman Usai Serangan Rudal Hantam Tel Aviv
Serangan Rudal Houthi Hantam Israel Tengah, 20 Orang Terluka

Hani Mahmoud, reporter Al Jazeera yang melaporkan dari Rumah Sakit Al-Aqsa, menyebut banyak jenazah di bagian utara Gaza dikubur di halaman rumah atau di jalanan karena sulitnya akses ke rumah sakit. "Sistem layanan kesehatan di bagian utara Gaza sepenuhnya lumpuh tanpa mekanisme yang layak untuk mencatat korban," katanya, Jum'at, 10 Januari 2025.

Konflik berkepanjangan ini, tulis Hani, telah menghancurkan infrastruktur kesehatan di Gaza. Serangan terhadap rumah sakit seperti Al-Aqsa, Nasser, dan Al-Awda membuat fasilitas ini terpaksa ditutup. Staf medis kewalahan menangani banyaknya pasien yang terluka, terutama perempuan dan anak-anak, di tengah keterbatasan pasokan medis seperti antibiotik, alat bedah, dan obat pereda nyeri.

“Dokter menghadapi krisis besar karena kekurangan peralatan dasar,” ujar Hani.

Studi ini menyoroti tantangan besar dalam mencatat korban di tengah serangan yang tiada henti. Dengan lonjakan jumlah korban yang belum tercatat secara menyeluruh, konflik ini terus menimbulkan dampak kemanusiaan yang mengkhawatirkan di Gaza.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.