Tony Blair Masuk Dewan Pengawas Danantara, Prabowo Gaet Figur Internasional

Presiden RI Prabowo Subianto (dua kanan) saat masih menjabat Menteri Pertahanan berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat (19/4/2024). (Foto: Antara/Biro Humas Setjen Kemhan RI).
Presiden RI Prabowo Subianto (dua kanan) saat masih menjabat Menteri Pertahanan berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat (19/4/2024). (Foto: Antara/Biro Humas Setjen Kemhan RI).

Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, ditunjuk sebagai anggota Dewan Pengawas Danantara. Penunjukan ini dianggap menjadi langkah strategis Prabowo dalam menarik investasi global.

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menunjuk mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, sebagai anggota Dewan Pengawas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Keputusan ini dinilai sebagai langkah strategis pemerintah dalam menarik perhatian investor global dan memperkuat kepercayaan dunia terhadap pengelolaan investasi di Indonesia.

Penunjukan Blair dikonfirmasi oleh Kepala Badan Pelaksana (Chief Executive Officer/CEO) Danantara, Rosan Roeslani. "Iya (Tony jadi dewan pengawas), salah satunya," kata Rosan seusai acara peresmian di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 24 Februari 2025, sebagaimana yang dikutip koranaceh.net. Meski begitu, ia tidak merinci lebih lanjut alasan pemilihan mantan pemimpin Inggris tersebut.

Baca Juga:
Prabowo Jamin Transparansi Danantara, Klaim Bisa Diaudit oleh Siapapun

Tony Blair dikenal sebagai tokoh politik berpengaruh dengan jaringan luas di dunia internasional. Sejak meninggalkan jabatan sebagai Perdana Menteri Inggris pada 2007, ia aktif dalam berbagai proyek investasi global dan menjadi penasihat kebijakan ekonomi bagi sejumlah negara.

Penunjukannya sebagai bagian dari struktur kepemimpinan Danantara diyakini akan membantu Indonesia dalam menarik lebih banyak investasi asing serta meningkatkan kepercayaan investor terhadap pengelolaan dana negara.

Selain Blair, Danantara juga akan diawasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengawas, serta Muliaman Hadad yang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas. Struktur kepemimpinan lainnya mencakup Rosan Roeslani sebagai CEO, Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO), dan Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO).

Danantara sendiri merupakan badan pengelola investasi yang baru diluncurkan Prabowo di Istana Kepresidenan. Presiden menegaskan bahwa badan ini bukan sekadar lembaga investasi, tetapi instrumen pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia.

Baca Juga:
Sunk Cost Fallacy dan Danantara, Investasi atau Justru Perangkap Biaya Hangus?

"Jangan salah, apa yang kami luncurkan hari ini bukan sekedar dana investasi, melainkan instrumen alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," ujar Prabowo dalam pidatonya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Senin, 24 Februari 2025.

Danantara akan mengelola dana sebesar USD 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun, yang diklaim sebagai hasil efisiensi dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo. Dana ini akan dialokasikan ke sekitar 20 proyek strategis nasional, termasuk hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, serta energi terbarukan.

Masuknya Tony Blair dalam jajaran Dewan Pengawas, pemerintah berharap Danantara dapat memperoleh kepercayaan lebih besar dari komunitas bisnis internasional dan menarik investasi berskala global untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.