Rektor USK Usulkan Pembentukan Kelembagaan Ekonomi Kreatif di Aceh
|
Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Marwan bersama Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif, Rian Syaf, BBA, MCom saat diskusi terkait ekonomi kreatif di Kampus USK, Senin (24/3/2025). (HO-Unsyiah). |
Rektor USK usulkan pembentukan lembaga ekonomi kreatif di Aceh pasca masuk daftar wilayah prioritas. USK siap mendukung lewat riset dan inovasi.
koranaceh.net – Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Marwan, mengusulkan agar Aceh segera membentuk kelembagaan khusus yang mengelola ekonomi kreatif. Usulan ini mencuat dalam diskusi terbatas bersama Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif, Rian Syaf, BBA, MCom, di Kampus USK pada Senin, 24 Maret 2025 lalu.
Baca Juga :
Expo Kansis Ramadan 2025 Dibuka, Wadah Kewirausahaan Mahasiswa USK dengan
Omset Rp103 Juta
Usulan tersebut mengemuka lantaran Aceh ditetapkan sebagai salah satu dari 15 wilayah prioritas dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional. Sebelumnya, hanya ada 12 wilayah yang masuk dalam daftar prioritas.
"Kita perlu apresiasi upaya yang telah dilakukan Menteri/Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya. Selanjutnya, Pemerintah Aceh perlu mempercepat pembentukan kelembagaan ekonomi kreatif. Ini langkah strategis untuk ekosistem ekraf yang lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi sehingga dapat menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Prof. Marwan dalam keterangan resminya, Rabu, 26 Maret 2025.
Menurutnya, Aceh harus menjadi bagian dari strategi nasional dalam menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berawal dari daerah. Ia menekankan bahwa keberadaan lembaga ekonomi kreatif akan menjadi katalisator dalam membangun ekosistem yang profesional dan berkelanjutan.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif, Rian Syaf, menegaskan bahwa Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan regional. "Kami yakin pengembangan sektor ekraf dapat berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya.
Baca Juga :
Aceh Genjot Pariwisata Halal, Plt Sekda: Potensi Besar untuk Ekonomi
Daerah
Sebagai langkah konkret, USK telah mendirikan Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (KITA Kreatif) sejak 2022. Lembaga ini bertugas membantu merumuskan kebijakan serta program pengembangan ekonomi kreatif di Aceh. Selain itu, USK juga memiliki Atsiri Research Centre (ARC), yang berperan dalam hilirisasi produk nilam sebagai bagian dari industri kreatif.
Prof. Marwan menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha dalam membangun sektor ekonomi kreatif di Aceh. "Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha sangat penting agar industri ekonomi kreatif di Aceh dapat semakin berkembang dan berkontribusi signifikan," tutupnya. []
Tidak ada komentar