Kak Na Dorong Perajin Aceh Berinovasi Hadapi Persaingan Global
Ketua Dekranasda Aceh ajak perajin terus berinovasi agar kerajinan lokal bisa bersaing di tingkat nasional dan global, terutama jelang Kriya Nusa 2025.
koranaceh.net – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Marlina Usman, mengajak para perajin di Aceh untuk terus berinovasi dalam menciptakan produk kerajinan yang mampu bersaing, baik di tingkat nasional maupun global.
Hal itu disampaikannya saat mengunjungi pusat kerajinan Bili Droe Official di Gampong Lampanah Tunong, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Minggu, 20 Juli 2025.
Baca Juga :
GEKRAFS Aceh Dilantik, Pemerintah Dorong Ekonomi Kreatif Jadi Pilar Pembangunan
“Sudah bagus, tapi persaingan di tingkat nasional dan global sangat dinamis. Para perajin harus bisa membaca kemauan pasar. Salah satunya dengan memanfaatkan internet untuk menambah perbendaharaan kreasi dan model-model terbaru dan terkini,” ujar Marlina, yang akrab disapa Kak Na.
Dalam kunjungannya, Marlina juga mengimbau seluruh masyarakat Aceh dan pengurus Dekranasda se-Aceh untuk mendukung produk lokal dengan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menilai kualitas kerajinan lokal saat ini sudah berkelas dan layak dipromosikan lebih luas.
“Mari, terus gunakan produk para perajin lokal. Desainnya sudah sangat bagus dan berkelas. Menggunakan produk para perajin akan semakin memperkuat perekonomian masyarakat, khususnya para pelaku kerajinan dan UMKM,” katanya.
Baca Juga :
Ketua TP PKK Aceh Lantik Pengurus Kota Langsa, Tegaskan Peran Perempuan dalam Pembangunan
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pembinaan Dekranasda Aceh terhadap para perajin, sekaligus langkah persiapan untuk mengikuti ajang Kriya Nusa yang akan digelar di Jakarta pada September 2025.
Marlina hadir bersama Ketua Dekranasda Aceh Besar, Rita Mayasari, serta seluruh Ketua Dekranasda kabupaten/kota se-Aceh. Mereka meninjau langsung proses produksi kerajinan Bili yang dibuat dari tanaman Bemban (Donax canniformix), atau yang dikenal masyarakat Aceh sebagai "Bili"—tanaman yang umum tumbuh di tepi perairan dan hutan bambu.
Pusat kerajinan Bili Droe telah berdiri sejak 1983, dan pada tahun 2023, Gampong Lampanah Tunong bersama Bili Droe telah ditetapkan sebagai Gampong Kerajinan Aceh oleh Dekranasda Provinsi. [*]
Tidak ada komentar