Sekda Aceh Hadiri Penutupan Pekan Kebudayaan Bireuen I

Daftar Isi
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Muhammad Nasir, memberikan sambutan pada acara penutupan Pekan Kebudayaan Bireuen di RTH Cot Gapu, Bireuen, Sabtu (11/10/2025). (Foto: Dok. Humas Pemerintah Aceh).
Sekda Aceh M. Nasir menutup Pekan Kebudayaan Bireuen. Ia mengajak semangat 'Kota Juang' Bireuen diwujudkan untuk membangun ekonomi rakyat.
koranaceh.net | Bireuen ‒ Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Muhammad Nasir, menghadiri acara penutupan Pekan Kebudayaan Bireuen dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Bireuen yang diselenggarakan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Cot Gapu Bireuen, pada Sabtu malam (11/10/2025).

Dalam sambutannya, Sekda Aceh menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen serta seluruh pihak yang telah bekerja keras menyukseskan rangkaian kegiatan tersebut. Ia menyebut, acara yang mengusung tema “Mahakarya Bumoe Jeumpa” ini sebagai momen penting untuk mengenang sekaligus meneguhkan kembali jati diri dan semangat perjuangan masyarakat Bireuen.

“Pada masa agresi Belanda II tahun 1947–1948, Bireuen pernah menjadi pusat pemerintahan darurat Republik Indonesia. Sejarah ini menjadi fondasi moral dan kebanggaan kita semua. Maka tidak berlebihan bila Bireuen dijuluki sebagai 'Kota Juang' karena di sinilah semangat keberanian, keteguhan, dan nasionalisme tumbuh kuat, menjiwai setiap langkah masyarakatnya hingga kini,” ujarnya.

Lebih lanjut, M. Nasir menegaskan, perjuangan masyarakat Bireuen hari ini bukan lagi perjuangan fisik, melainkan perjuangan untuk membangun ekonomi rakyat dan mendorong kemajuan daerah. Pemerintah Aceh, sebutnya, berkomitmen mendukung langkah strategis Pemkab Bireuen agar mampu menopang pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

“Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus mendukung langkah-langkah strategis Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam memperkuat sektor perdagangan, pertanian, UMKM, serta industri kreatif yang berbasis potensi lokal,” ucapnya.

Menurutnya, pelaksanaan Pekan Kebudayaan Bireuen I ini membuktikan bahwa kebudayaan dapat menjadi sumber kekuatan sosial dan ekonomi masyarakat. Lewat pawai budaya, festival seni, dan pameran pembangunan, masyarakat diajak untuk mengenal, menghargai, dan melestarikan warisan budaya daerah. Hal itu, kata dia, sejalan dengan semangat Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pemajuan Kebudayaan Aceh.

Oleh karena itu, ia berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang memperkuat posisi Bireuen sebagai 'kota budaya dan ekonomi rakyat' di wilayah tengah-utara Aceh. Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat agar menjadikan kegiatan ini sebagai wadah refleksi dan kebersamaan dalam membangun Bireuen yang lebih baik di masa depan.

“Mari kita jadikan semangat 'Kota Juang' bukan sekadar kenangan sejarah, tetapi kekuatan moral untuk membangun masa depan Bireuen yang lebih maju, mandiri, dan bermartabat,” pungkasnya.