Kemendikdasmen Rekrut Relawan Pendidikan untuk Daerah 3T, Guru Harus Seberangi 13 Sungai
![]() |
Ilustrasi. (Foto: Ist). |
Kemendikdasmen akan merekrut relawan pendidikan untuk mengatasi masalah pembelajaran di daerah 3T. Fokus di Nias, guru hadapi tantangan medan ekstrem.
Jakarta ‒ Kemendikdasmen berencana merekrut relawan pendidikan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada murid-murid di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Langkah ini diambil sebagai solusi atas tantangan yang dihadapi pendidikan di wilayah-wilayah tersebut. Termasuk medan ekstrem yang membuat aktivitas belajar-mengajar sulit terlaksana.
"Kami tengah menyiapkan konsep untuk merekrut relawan pendidikan yang akan melayani murid-murid di daerah 3T atau mereka yang tidak dapat belajar di sekolah formal," ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, di kantor Kemendikdasmen pada Senin, 20 Januari 2025.
![]() |
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti saat berpidato dalam acara serah terima jabatan dari Nadiem Makarim di Jakarta. (Foto: Ist). |
Sejumlah sekolah di daerah 3T menghadapi berbagai kendala, termasuk ketiadaan guru akibat sulitnya akses ke lokasi. Contohnya adalah SDN 078481 Uluna'ai Hiligo'o Hilimbarozu di Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Sekolah ini tidak menggelar aktivitas belajar-mengajar selama hampir satu bulan terakhir karena ketidakhadiran guru.
Melansir Antara, perjalanan menuju sekolah yang berjarak 8,5 kilometer dari desa induk hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki dan menyeberangi 13 sungai. Alternatif lainnya adalah melalui Desa Soroma'asi di Kecamatan Ulugawo, yang jaraknya lebih jauh, yaitu 12,5 kilometer, dengan medan lebih terjal. "Kondisi jalan yang masih setapak dan berbatu membuat guru enggan untuk hadir secara rutin," tulis berita Antara, Selasa, 21 Januari 2025.
Baca Juga:
Pemerintah Tengah Bahas Surat Edaran Libur Sekolah Selama Ramadan
Kondisi di Nias merupakan salah satu gambaran tantangan berat yang dihadapi daerah-daerah 3T lainnya. Selain memperbaiki infrastruktur, pemerintah juga dituntut menyediakan dukungan bagi tenaga pendidik yang bekerja di wilayah ekstrem.
Untuk mengatasi persoalan ini, Kemendikdasmen sedang mempersiapkan beberapa solusi, termasuk pembangunan rumah dinas untuk guru. "Untuk beberapa kebutuhan sudah kami koordinasikan. Insyaallah rumah dinas juga bisa kami siapkan segera mungkin," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti.
![]() |
Sekjen Kemendikdasmen, Suharti. (Foto: kemendikbud.go.id). |
Terkait tantangan medan terjal dan 13 sungai yang harus dilalui, Suharti menyebut telah berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membangun jembatan. "Untuk pembuatan jembatan dan sebagainya, kami tadi pagi sudah mengkomunikasikannya dengan Kementerian PU dan akan diupayakan untuk segera disiapkan," jelasnya.
Baca Juga:
Mendikdasmen Mu'ti Luncurkan Dua Strategi untuk Turunkan Angka Putus
Sekolah
Selain infrastruktur, ketersediaan guru juga akan menjadi fokus. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan disebut akan bertanggung jawab dalam menyediakan guru yang akan bertugas di lokasi tersebut.
Abdul Mu’ti menegaskan, penguatan aspek pembelajaran menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan pendidikan di daerah 3T. "Untuk murid-murid yang tidak bisa belajar di sekolah formal, memperkuat aspek pembelajaran di luar sistem persekolahan juga sangat penting," tuturnya. Dengan langkah yang sedang disiapkan, diharapkan pendidikan di daerah 3T dapat berjalan lebih optimal.[]
Tidak ada komentar