Penanganan PMK di Aceh Berhasil Tekan Kasus, Peternak Diminta Tetap Waspada

Pj Gubernur Aceh, Dr. Safrizal, ZA M.Si., didampingi Kadis Pertenakan Aceh, Zalsupran saat  melakukan vaksinasi PMK di Gampong Emperom, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Kamis (6/2/2025). (Foto: Dok. Humas Pemprov Aceh).
Pj Gubernur Aceh, Dr. Safrizal, ZA M.Si., didampingi Kadis Pertenakan Aceh, Zalsupran saat  melakukan vaksinasi PMK di Gampong Emperom, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Kamis (6/2/2025). (Foto: Dok. Humas Pemprov Aceh).

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Aceh berhasil ditekan hingga hanya tersisa empat kasus. Pemerintah Aceh mengimbau peternak tetap waspada dan rutin menerapkan langkah pencegahan agar wabah tidak kembali menyebar.

Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., mengapresiasi upaya maksimal yang telah dilakukan Dinas Peternakan Aceh dan tenaga kesehatan hewan (Nakeswan) dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di provinsi tersebut. Berdasarkan laporan terbaru dari Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, jumlah kasus PMK di Aceh kini hanya tersisa empat kasus.

"Alhamdulillah, PMK berhasil kita tekan. Berdasarkan data terbaru yang dilaporkan Kadis Peternakan Aceh, per hari ini hanya tersisa 4 kasus. Oleh karena itu, apresiasi yang tinggi kami sampaikan kepada seluruh Nakeswan, Dinas Peternakan di kabupaten dan kota yang telah mendukung, membantu dan bekerja sama pada kerja besar ini. Target kita tentu saja harus zero case," ujar Safrizal usai menerima laporan dari Zalsufran di Meuligoe Gubernur, Kamis, 6 Februari 2025.

Baca Juga:
Pj Gubernur Aceh Imbau Peternak Waspada PMK dan Segera Melapor jika Terindikasi

Sejak wabah PMK merebak, Safrizal langsung menginstruksikan Dinas Peternakan Aceh untuk bergerak cepat dengan menerjunkan tenaga kesehatan hewan ke berbagai kabupaten dan kota guna melakukan pengobatan dan vaksinasi. Hasilnya, dari total 2.692 ekor ternak yang terinfeksi PMK, sebanyak 2.635 ekor berhasil disembuhkan. Sementara itu, 19 ekor harus menjalani pemotongan paksa, dan 34 ekor lainnya mati akibat infeksi.

Meski penanganan PMK menunjukkan hasil positif, Safrizal mengingatkan para peternak untuk tetap waspada agar penyakit ini tidak kembali menyebar. "Jangan lengah, karena kerja-kerja kita adalah kerja tanpa jeda demi memastikan kesehatan ternak warga. Ingat, ternak sehat peternak bahagia, ternak sehat maka kita yang mengonsumsi hasil ternak juga Insya Allah akan sehat pula. Karena itu, kami ingatkan dinas dan masyarakat peternak agar selalu waspada," tegasnya.

Sementara itu, Kadis Peternakan Aceh, Zalsufran, melaporkan bahwa dari total 1.000 dosis vaksin PMK yang dihibahkan oleh pemerintah pusat, semuanya telah 100 persen disalurkan ke ternak warga. Selain itu, dari 5.900 dosis vaksin tahap pertama, sebanyak 2.846 dosis telah digunakan, menyisakan 3.055 dosis yang akan terus diberikan ke ternak yang belum divaksin.

Adapun empat kasus PMK yang masih tersisa saat ini berada di Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Selatan. "Sesuai arahan Pak Pj Gubernur, penanganan dan pengawasan terus kita lakukan. Dan, vaksin pun akan terus kita salurkan ke ternak warga," kata Zalsufran, dalam keterangannya kepada koranaceh.net.

Baca Juga:
Aceh Besar Intensifkan Pencegahan PMK pada Ternak dengan Langkah Terpadu

Sebagai langkah pencegahan, Pemerintah Aceh juga terus mengimbau peternak untuk menerapkan biosekuriti, yaitu dengan melakukan pemisahan ternak baru, pembersihan dan desinfeksi kandang, serta membatasi pergerakan hewan ternak. Selain itu, pengawasan lalu lintas ternak di perbatasan Aceh juga diperketat di sejumlah titik, termasuk di Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, dan Subulussalam.

Zalsufran juga mengingatkan peternak agar secara rutin melakukan vaksinasi setiap enam bulan, memeriksa kesehatan ternak secara berkala, serta memastikan hanya menerima ternak yang sehat ke dalam kandang mereka. "Selalu lakukan pembersihan dan desinfeksi kandang, peralatan, dan kendaraan secara rutin, serta kelola limbah peternakan agar tidak menjadi sumber penularan penyakit," ujarnya.

Selain itu, ia meminta peternak untuk segera melapor jika menemukan gejala PMK pada ternaknya. "Jika menemukan ternak yang sakit dengan gejala air liur berlebih, luka pada mulut dan kuku, pincang atau ambruk, serta hilang nafsu makan, segera laporkan ke Nakeswan," pungkas Zalsufran.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.