SBY: Penyalahgunaan Kekuasaan adalah Dosa Terbesar dalam Politik
![]() |
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berpidato dalam Kongres ke-6 Partai Demokrat di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (24/2/2025). (Foto: kumparan.com/Jamal Ramadhan). |
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan bahwa penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power adalah dosa terbesar dalam politik. Ia juga mengingatkan kader Demokrat agar menjaga kedaulatan partai dari intervensi pihak luar.
Jakarta – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengingatkan penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power adalah dosa terbesar dalam politik. Ia menegaskan kader Demokrat tidak boleh terjebak dalam tindakan yang melanggar amanah konstitusi tersebut.
"Dalam dunia politik, penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power adalah dosa terbesar, perbuatan tercela dan hakikatnya adalah pelanggaran terhadap amanah konstitusi. Jangan pernah ada kader Demokrat yang melakukan dosa besar seperti ini," ujar SBY dalam Kongres ke-6 Partai Demokrat di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, yang dilansir koranaceh.net pada Senin, 24 Februari 2025.
Baca Juga:
Kepentingan Politik
Selain itu, SBY menyoroti pentingnya menjaga independensi dan kedaulatan partai dari campur tangan pihak luar. Ia meminta para kader Demokrat untuk tidak takut menghadapi siapa pun yang mencoba merampas independensi partai.
"Pesan saya, ke depan jangan pernah kita takut menghadapi siapapun jika kedaulatan partai kita hendak dirampas. Jika kita harus menegakkan kebenaran dan keadilan di negeri ini," tegasnya.
SBY juga menyinggung pengalamannya selama satu dekade memimpin Indonesia. Ia mengklaim selama menjabat sebagai Presiden RI dari 2004 hingga 2014, dirinya tidak pernah melakukan intervensi terhadap partai politik lain, baik yang beroposisi maupun yang berkoalisi dengan pemerintah.
"10 tahun saya memimpin negeri ini dengan dukungan penuh Partai Demokrat, tidak pernah terlintas dalam pikiran saya, apalagi melakukan cawe-cawe dan intervensi buruk untuk merampas kedaulatan sebuah partai, terhadap parpol manapun, apapun posisinya, apakah sebagai oposisi atau bagian dari koalisi pemerintahan," ungkapnya.
Baca Juga:
IPK Indonesia Naik, tapi ICW Menilai Pemberantasan Korupsi Masih Berjalan
Mundur
Lebih lanjut, SBY menekankan Partai Demokrat harus tetap berpegang pada prinsip moral politik, nilai-nilai demokrasi, dan kepatuhan terhadap hukum. Menjaga integritas politik, tegas SBY, adalah kunci agar partai tetap menjunjung tinggi etika dan tidak tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok.
"Ini adalah iktikad yang saya pahami. Moral politik, nilai-nilai demokrasi, serta kepatuhan kepada pranata hukum, the rule of law," tambahnya.
Pernyataan SBY ini muncul di tengah dinamika politik nasional yang kerap diwarnai isu intervensi kekuasaan terhadap partai politik. Pesan tersebut juga dianggap sebagai bentuk penegasan posisi Partai Demokrat dalam menjaga independensinya dan menghindari praktik politik yang menyimpang.
Dengan peringatan ini, SBY berharap seluruh kader Demokrat tetap teguh dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dan tidak terjebak dalam praktik penyalahgunaan kekuasaan yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap partai politik.[]
Tidak ada komentar