Ratusan Mahasiswa USK Menggelar Aksi Unjuk Rasa di DPR Aceh, Tolak Efisiensi Anggaran dan Kebijakan Pemerintah

Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar aksi demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap" di DPR Aceh, Rabu (19/2/2025). (Foto: Ist).
Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar aksi demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap" di DPR Aceh, Rabu (19/2/2025). (Foto: Ist).

Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar aksi demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap" di DPR Aceh. Mereka menolak efisiensi anggaran, pemangkasan dana Otsus Aceh, dan sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat.

Banda Aceh ‒ Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) memadati halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh pada Rabu, 19 Februari 2025. Mereka menggelar aksi demonstrasi bertajuk 'Indonesia Gelap' sebagai bentuk protes terhadap berbagai kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat, termasuk efisiensi anggaran dan pemangkasan dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh.

Aksi ini dimulai sekitar pukul 15.00 WIB, dengan massa mengenakan almamater hijau khas USK serta pakaian serba hitam sebagai simbol perlawanan. Mereka datang dari berbagai arah, termasuk Simpang Jambo Tape dan Simpang Lima, sebelum akhirnya berkumpul di depan kantor DPR Aceh.

Baca Juga:
Indonesia Gelap

Spanduk sepanjang tiga meter bertuliskan "Indonesia Gelap" dan "Kabinet Perlu Diet" dibentangkan di antara kerumunan, sementara poster-poster dengan berbagai kritik tajam terhadap pemerintah menghiasi aksi tersebut.

Koordinator lapangan aksi, Aidil, dalam orasinya menegaskan mahasiswa merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. "Kami merasa muak hari ini. Pemerintah pusat tidak pro terhadap kepentingan rakyat," ujarnya di hadapan para demonstran.

Presiden Mahasiswa USK, Muhammad Ikram, juga menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan bentuk perlawanan terhadap kondisi nasional yang dianggap semakin darurat. "Mahasiswa USK adalah kaum intelektual. Kami tidak mungkin turun ke jalan kalau ini bukan masalah besar. Ini sedang darurat dan tidak bisa ditoleransi," kata Ikram dalam orasinya.

Salah satu isu utama yang disuarakan dalam aksi ini adalah pemangkasan dana Otsus Aceh dalam kebijakan efisiensi anggaran nasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI Nomor 29 Tahun 2025, dana transfer daerah untuk Aceh yang semula ditetapkan dalam APBN sebesar Rp8,25 triliun mengalami pemangkasan hingga Rp7,93 triliun. Secara khusus, dana Otsus Aceh 2025 yang awalnya mencapai Rp4,466 triliun berkurang menjadi Rp4,309 triliun, atau turun sebesar Rp156 miliar.

Baca Juga:
Efisiensi Anggaran 2025: Pemerintah Targetkan Penghematan Rp 306 Triliun, Prioritas Tetap pada Layanan Publik

Ketua BEM Fakultas Hukum USK, Annas Maulana, dalam orasinya menuntut Pemerintah Aceh untuk menolak kebijakan pemangkasan ini. "Pada hari ini pemerintah melakukan efisiensi anggaran untuk Makan Gratis (MGB) termasuk dana Otsus Aceh. Kita mahasiswa mewakili masyarakat Aceh siap melawan," tegas Annas.

Selain itu, mahasiswa juga mendesak agar penggunaan dana Otsus lebih transparan serta menuntut pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama pemerintah. Mereka juga meminta agar Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 dikaji ulang, mengingat dampaknya yang dikhawatirkan akan merugikan masyarakat Aceh.

Di tengah aksi, mahasiswa mengajak anggota DPR Aceh untuk berdialog. Beberapa anggota dewan, seperti Ketua Komisi III Aisyah, serta anggota lainnya—Armiadi, Nurkhalis Muhammad Riski, Hasballah, dan Adi Surya—turun menemui massa. Mahasiswa memberikan kesempatan kepada perwakilan dewan untuk berbicara, namun mereka menolak jika para anggota DPR menaiki mobil orator.

Aksi ini berlangsung tertib dan mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Mahasiswa berorasi secara bergantian di bawah terik matahari, meneriakkan tuntutan mereka dengan penuh semangat.

Sebelumnya, aksi serupa juga telah berlangsung di Jakarta pada 17 Februari 2025, dipusatkan di kawasan Patung Kuda. Gerakan Indonesia Gelap merupakan bagian dari seruan serentak yang dikeluarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), yang dijadwalkan berpuncak pada Kamis, 20 Februari 2025, di Jakarta.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.