Waskita Karya Percepat Proyek Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh

Daftar Isi
Pekerjaan pembangunan Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh, yang dikebut PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk mendukung fungsi irigasi dan ketahanan pangan daerah. (Foto: Dok. Waskita Karya).
Pekerjaan pembangunan Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh, yang dikebut PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk mendukung fungsi irigasi dan ketahanan pangan daerah. (Foto: Dok. Waskita Karya).

Pembangunan Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh di Pidie sudah separuh jalan. Namun, Waskita belum merinci kapan bangunan ini selesai.
koranaceh.net | Pidie ‒ PT Waskita Karya (Persero) Tbk mempercepat pengerjaan Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh, untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Proyek senilai Rp 677,34 miliar itu telah mencapai 51,84 persen tahap pengerjaan per Oktober 2025. Pembangunan ini menjadi bagian penting dari upaya optimalisasi fungsi Bendungan Rukoh yang rampung lebih dulu.

Dalam keterangan resmi perusahaan yang diperoleh koranaceh.net pada Sabtu (18/10/2025), Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan pembangunan bangunan pengarah menjadi tahapan penting agar Bendungan Rukoh dapat difungsikan sepenuhnya. “Tanpa bangunan pengarah, manfaat bendungan yang telah lama dinantikan masyarakat Pidie belum dapat dirasakan secara optimal,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).



Bangunan pengarah ini dibangun dalam dua paket pekerjaan. Pada paket pertama, Waskita telah menyelesaikan saluran suplesi terbuka sepanjang 3.384 meter dari total 4.097 meter. Sedangkan pada paket lanjutan, pengerjaan sudah mencapai 1.416 meter dari 2.520 meter. Proyek ini diharapkan rampung sesuai target agar segera menunjang pengoperasian Bendungan Rukoh secara penuh.

Kendati begitu, pihak Waskita Karya tidak merinci target waktu penyelesaian Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh. Berdasarkan penelusuran koranaceh.net ke sejumlah sumber resmi, hingga berita ini tayang belum ada keterangan pasti kapan proyek ini dijadwalkan rampung.

Bendungan Rukoh sendiri memiliki kapasitas tampung 128 juta meter kubik air dengan luas genangan 687 hektare. Infrastruktur ini bakal memasok air irigasi untuk 12.194 hektare lahan pertanian sekaligus mereduksi potensi banjir di tiga kecamatan, yakni Titeue, Keumala, dan Sakti.

“Keberadaan bendungan ini diproyeksikan meningkatkan indeks pertanaman dari 191 persen menjadi 300 persen, sehingga mampu mendukung program swasembada pangan pemerintah,” tambah Ermy. Berdasarkan proyeksi Kementerian Pekerjaan Umum, peningkatan sistem irigasi ini bisa mendorong produksi pertanian hingga enam ton per hektare dengan masa tanam tiga kali setahun.



Selain manfaat irigasi dan pengendalian banjir, proyek ini disebut turut memberi dampak sosial-ekonomi. Sekitar 80 persen, kata Ermy, tenaga kerja yang terlibat berasal dari masyarakat lokal Aceh. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan komitmen Waskita untuk mendukung ekonomi kerakyatan dan memperkuat peran BUMN dalam pembangunan nasional.

“Sebagai perusahaan yang telah 64 tahun berpengalaman membangun infrastruktur di Tanah Air, Waskita akan terus mendukung program pemerintah di bidang sumber daya air dan pertanian,” tutur Ermy.

Sepanjang 2024, Waskita Karya telah merampungkan empat proyek bendungan lainnya yakni Karian, Margatiga, Leuwikeris, dan Temef. Saat ini, perusahaan masih mengerjakan sejumlah proyek strategis sumber daya air lainnya seperti Bendungan Jragung, Mbay, Bener, serta jaringan irigasi Belitang Lempuing.