Mengenang 23 Tahun Po Tanglong Nanggroe: Nyala Semangat yang Tak Pernah Padam
![]() |
Po Tanglong Nanggroe, Assyahid Tengku Abdullah Syafi’ie. (Foto: Dok. Koran Aceh). |
Hamdan Budiman
*Pemred Koran Aceh
Meski telah tiada, semangat juangnya terus menyala, menginspirasi tiap-tiap generasi untuk mempertahankan keadilan, kebebasan, dan martabat tanah kelahiran.
koranaceh.net – Tanggal 22 Januari 2025, kita akan mengenang 23 tahun kepergian almarhum Panglima Perang, Po Tanglong Nanggroe, Assyahid Tengku Abdullah Syafi’ie.
Beliau adalah sosok yang tak hanya diingat sebagai pemimpin militer, tetapi juga sebagai pahlawan yang berjuang demi tanah kelahiran dan rakyat Aceh.
Baca Juga:
Jejak Menuju Perdamaian: Kisah Dibalik Lahirnya MoU Helsinki
Di tengah tantangan yang berat, Po Tanglong menunjukkan dedikasi dan keberanian yang luar biasa dalam memperjuangkan hak dan martabat bangsanya.
Po Tanglong lahir di Aceh, sebuah daerah yang dikenal akan semangat juang dan ketahanan penduduknya. Sejak muda, beliau telah terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengedepankan kepentingan rakyat Aceh, terutama dalam menghadapi berbagai bentuk penindasan.
Ketika konflik meruncing, ia mengambil peran penting sebagai pemimpin militer yang memimpin pasukan dalam melawan ketidakadilan, serta berjuang demi kebebasan dan kedaulatan daerahnya.
Dalam setiap langkahnya, Po Tanglong tidak hanya berfokus pada strategi militer, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga:
Sang Ular Tengah Menelan Ekornya
Beliau memahami bahwa perjuangan bukan hanya sekadar perang bersenjata, tetapi juga membangun kesadaran kolektif di antara rakyat.
Ia sering kali terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar keluhan dan aspirasi mereka, serta mencari solusi bersama.
Kenangan ini menjadi saksi betapa besarnya jiwa kepemimpinan beliau dan bagaimana beliau meninggalkan jejak yang mendalam dalam hati masyarakat Aceh.
Kesetiaan dan keberanian Po Tanglong dalam memperjuangkan Aceh tak pernah surut, meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi.
Beliau juga dikenal sebagai sosok yang memberikan semangat kepada para pengikutnya, memotivasi mereka untuk terus bertahan meski dalam situasi yang sulit.
Dengan jiwa yang tak kenal lelah, ia berusaha melindungi dan mempersatukan semua elemen masyarakat, menjadikannya sebagai simbol harapan di tengah ketidakpastian.
Keberanian dan pengorbanan Po Tanglong tidak akan dilupakan. Pada tanggal 22 Januari 2002, beliau meninggalkan kita untuk selama-lamanya, tetapi warisan perjuangannya tetap hidup di hati rakyat Aceh.
Tahun demi tahun, namanya dihormati dan dikenang sebagai salah satu pahlawan terbesar dalam sejarah perjuangan Aceh. Kini, kita tidak hanya merindukan sosoknya, tetapi juga melanjutkan perjuangannya untuk kedamaian dan keadilan.
Baca Juga:
NKRI Harga Mati di Tengah Krisis Lingkungan dan Korupsi
Mari kita doakan agar almarhum Panglima Perang Po Tanglong Nanggroe, Assyahid Tengku Abdullah Syafi’ie, diberikan tempat yang mulia di sisi Allah, bersama para syuhada Aceh yang lain.
Semoga perjuangan dan pengorbanannya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berjuang demi kebaikan dan kejayaan Aceh.
Satu hal yang pasti, semangat beliau akan selalu hidup dalam setiap langkah kita, mengingatkan kita untuk tidak pernah menyerah menghadapi berbagai tantangan. Selamat jalan, pahlawanku.[]
Tidak ada komentar