Apel Terakhir Pj Gubernur Aceh Safrizal, Akhiri Tugas dengan Seruan Penguatan Budaya K3
Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, saat memimpin apel peringatan Bulan K3 di halaman Kantor Disnakermobduk Aceh, Rabu (13/2/2025). (Foto: Humas Pemprov Aceh). |
Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya budaya K3 sebagai investasi strategis bagi produktivitas nasional.
Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., menutup masa tugasnya dengan tetap aktif menjalankan tanggung jawabnya. Hanya beberapa jam sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf, Safrizal masih memimpin apel peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di halaman Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, Rabu, 12 Februari 2025 pagi.
Baca Juga:
Pj Gubernur Aceh dan Wali Nanggroe Serahkan Aset kepada Keluarga Laksamana
Keumalahayati
Dalam apel tersebut, Safrizal bertindak sebagai pembina upacara dan membacakan sambutan Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli. Ia menekankan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja bukan sekadar kewajiban formal, tetapi merupakan investasi strategis bagi dunia usaha dan tenaga kerja.
"Pemilihan tema peringatan Bulan K3 Nasional tahun ini sejalan dengan visi
besar Asta Cita Presiden Prabowo untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat,
maju, dan sejahtera melalui pembangunan manusia yang unggul dan produktif,"
kata Safrizal.
Menurutnya, budaya K3 harus lebih dari sekadar kepatuhan administratif. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) harus benar-benar membentuk kesadaran pekerja dan pimpinan perusahaan terhadap keselamatan kerja.
Safrizal juga mengungkapkan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia terus meningkat berdasarkan laporan tahunan BPJS Ketenagakerjaan. Pada 2022, tercatat 298.137 kasus kecelakaan kerja, meningkat menjadi 370.747 kasus pada 2023, dan hingga Oktober 2024, jumlahnya sudah mencapai 356.383 kasus.
"Angka-angka ini menyadarkan kita bahwa upaya membangun budaya K3 harus terus digalakkan. Penurunan angka kecelakaan kerja harus menjadi prioritas nasional," ujarnya.
Safrizal menyoroti bahwa kemajuan teknologi juga membawa tantangan baru dalam dunia kerja. Pemanfaatan teknologi canggih, bahan kimia buatan, hingga energi alternatif seperti LNG dan hidrogen dapat menciptakan risiko baru bagi pekerja. Oleh karena itu, menurutnya, perusahaan dan industri harus memiliki strategi mitigasi risiko yang kuat.
"Kegagalan dalam memitigasi risiko ini bisa berdampak signifikan, mulai dari meningkatnya biaya kesehatan, penurunan kualitas hidup tenaga kerja, hingga kerugian produksi," tegasnya.
Sebagai langkah strategis, ia mendorong penerapan budaya K3 berbasis tiga pilar, yakni: judge culture (pemimpin yang tidak mudah menyalahkan pekerja), reporting culture (budaya pelaporan insiden K3), serta learning and improving culture (budaya perbaikan sistem kerja secara berkelanjutan).
Baca Juga:
Pj Gubernur Safrizal Pimpin Rapat Perdana Penyusunan RPJMA 2025-2029
Safrizal juga mengajak para pemimpin industri untuk menjadi teladan dalam menerapkan K3 di lingkungan kerja masing-masing. Ia menekankan pentingnya pendekatan partisipatif yang melibatkan pekerja dalam merancang program keselamatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
"Pembangunan budaya K3 membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak. Saya mengajak para pemimpin industri untuk memberikan perhatian serius pada keselamatan dan kesehatan para pekerja," ujarnya.
Setelah apel, Safrizal didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, Akmil Husein, menyerahkan bingkisan dan santunan kepada anak yatim serta piagam penghargaan Zero Accident Award kepada perwakilan perusahaan yang telah menerapkan K3 dengan baik.
Safrizal menutup sambutannya dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi dalam membangun budaya K3 yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Pj Gubernur Aceh Tinjau Pusat Pembibitan Sapi Unggul di Indrapuri, Dorong
Swasembada Daging
"Mari kita bersama-sama menggelorakan pentingnya budaya K3 di setiap kesempatan, sehingga seluruh lapisan masyarakat, baik industri, akademisi, organisasi profesi, dan pihak-pihak terkait lainnya termotivasi untuk mendukung arah kebijakan K3 nasional," tutupnya.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Pj Gubernur Aceh, Safrizal dijadwalkan bertolak ke Jakarta untuk kembali menjalankan tugasnya sebagai Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri RI.
Tidak ada komentar