Dukungan Untuk Muhammad Nazar Terus Mengalir
*Irwandi Center Kota Lhokseumawe; Agar Gubernur Terbantu, Wagub Idealnya Yang Sudah Berpengalaman & Berkemampuan
Banda Aceh - Dukungan masyarakat, tak terkecuali dari kalangan timses dan kader-kader partai pengusung Irwandi-Nova yang ada di berbagai kabupaten kota di Aceh terus mengalir kepada mantan wagub Muhammad Nazar untuk mengisi sisa jabatan wagub Aceh.
“Agar gubernur Nova Iriansyah terbantu dan tidak malah terbebani dengan hal-hal yang tidak perlu, wagub yang akan mendampinginya idealnya adalah yang telah memiliki pengalaman, memiliki kemampuan dan talenta kepemimpinan,” saran Ketua Harian Irwandi Center (IC) Kota Lhokseumawe Ir. Irdan Tomi dalam bincang-bincang ringannya dengan sejumlah wartawan di kota Lhokseumawe, Sabtu, 6/02/2021.
Alumnus Fakultas Teknik Unsyiah yang sekarang disingkat USK itu menyarankan, partai-partai pengusung hendaknya berpolitik secara berkualitas dan sehat supaya tak buang-buang waktu terus. Mereka wajib serius mengisi UU PA dan Undang-Undang lainnya terkait kewajiban pengisian sisa jabatan wagub Aceh, tegasnya.
Ketua Harian IC Kota Lhokseumawe yang aktif memenangkan Irwandi-Nova pada Pilkada 2017 itu, di depan beberapa wartawan, menegaskan lagi bahwa selain kewajiban yang diamanahkan oleh undang-undang, kondisi Aceh dengan segala problematikanya, kepentingan pembangunan hingga kepentingan resolusi konflik Aceh yang tidak boleh gagal, maka seorang wagub memang mutlak dibutuhkan.
Mantan Wagub Muhammad Nazar Sudah Sudah Tepat
“Masyarakat hingga tokoh tiap hari mengikuti sambil mengeluh dengan sejumlah kekurangan yang terjadi dalam pembangunan dan kepemimpinan Aceh saat ini. Tidak seluruhnya kesalahan gubernur.
Kekurangan itu terjadi, salah satunya karena gubernur Nova Iriansyah memimpin sendiri dan tidak ada yang membantu. Tidak ada wagubnya. Akhirnya yang mempengaruhi kebijakan adalah oknum-oknum yang memiliki kepentingan pribadi. Itu sangat berbahaya bagi kepentingan Aceh, bahkan bagi gubernur itu sendiri,” Irdan mengingatkannya tegas.
Melihat kondisi yang demikian rupa, Irdan mendorong partai-partai pengusung dan gubernur Aceh untuk segera memprioritaskan pengisian wagub. Menurutnya juga, itu jauh lebih penting daripada memprovokasi jadwal Pilkada ke depan harus tahun 2022 atau menolak Pilkada 2024.
“Masyarakat jangan dijebak dengan hal-hal yang masih perlu telaahan, tetapi yang sudah jelas-jelas wajib dilakukan seperti pengisian posisi wagub sisa jabatan dicoba biarkan. Jangan terbiasa melakukan manipulasi politik baru terus menerus, sementara yang wajib saja belum beres,” tegasnya.
“Sudah dua bulan lebih masyarakat mengkritik tajam mengenai pengisian wagub sisa jabatan itu. Tapi sebahagian pimpinan partai politik justru tampil seperti bukan politisi dan seperti tidak menyayangi Aceh. Gubernur bilang menunggu kandidat dari partai pengusung lain.
Sementara beberapa kalangan pimpinan dan kader partai pengusung bikin habis waktu dengan memaksakan diri ingin maju sendiri tapi tak ada satupun yang layak. Jikapun dipaksakan maka tak akan bisa membantu gubernur, selain cuma ingin dapat jabatan,” keluh Irdan.
“Memaksakan figur-figur yang belum berpengalaman dan tak berkemampuan dalam urusan kepemimpinan pemerintahan dan pembangunan pasti akan menjadikan Aceh semakin tertinggal, terpuruk terus menerus,” sambungnya.
Ia melanjutkan, stok sumber daya pemimpin Aceh yang layak dijadikan pemimpin itu sangat terbatas, tetapi masih ada. Diantara stok yang terbatas itu ada nama figur yang sudah lama terkenal, Muhammad Nazar mantan wagub Aceh yang memang diakui dan telah terbukti memiliki kemampuan dan pengalaman mengelola pemerintahan maupun pembangunan.
“Kami ingatkan, Irwandi-Nova itu menang dulu di Pilkada 2017 karena suara rakyat yang dominan. Gabungan jumlah suara anggota-anggota partai pengusung tidak akan bisa memenangkan mereka. Demikian juga jumlah suara anggota kerabat pasangan kandidat gubernur-wagub itu dijamin tak akan membawa kemenangan, jika tanpa suara warga lain yang jauh sangat lebih banyak jumlahnya. Jangan lupakan itu. Dan kami sejauh ini tak pernah meminta proyek, tak pernah meminta ini itu kepada gubernur maupun partai-partai pengusung.”
Irdan yang pernah menjadi salah satu eksekutif di salah satu industri semen nasional di Jawa Barat pada tahun 90-an itu meminta agar partai-partai pengusung bertindak sesuai prinsip politik demokrasi dan perundang-undangan yang berlaku. “Jangan menghabiskan waktu karena tidak memiliki kemampuan berpolitik yang menguntungkan pembangunan dan masyarakat.
Yang sudah siap dengan segala pengalaman dan kemampuan kepemimpian itulah yang harus dijadikan wagub pengisi sisa jabatan untuk membantu gubernur dalam bidang pemerintahan dan pembangunan Aceh. Muhammad Nazar adalah figur yang paling tepat, cocok dan ideal untuk itu.
Apalagi mantan wagub Nazar itu dan jaringan pendukungnya pada Pilkada 2017 juga pendulang suara untuk Irwandi Nova, bahkan ikut membantu logistik material,” bebernya menutup obrolan kopi sore di salah satu kafe di Kota Lhokseumawe.[]
Tidak ada komentar