Jembatan Krueng Sawang Ambruk, Pemerintah Aceh Rancang Pembangunan Kembali Senilai Rp35,5 Miliar

Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir, bersama Kepala Dinas PUPR Aceh, Mawardi, dan Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi meninjau lokasi Jembatan Krueng Sawang di Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Selasa (22/4/2025). Jembatan tersebut ambruk ke sungai pada awal tahun 2025 akibat tergerus derasnya arus sungai saat pembongkaran. (Foto: HO-Pemerintah Aceh).
Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir, bersama Kepala Dinas PUPR Aceh, Mawardi, dan Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi meninjau lokasi Jembatan Krueng Sawang di Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Selasa (22/4/2025). Jembatan tersebut ambruk ke sungai pada awal tahun 2025 akibat tergerus derasnya arus sungai saat pembongkaran. (Foto: HO-Pemerintah Aceh).

Jembatan Krueng Sawang ambruk, Pemprov Aceh siapkan pembangunan ulang senilai Rp35,5 miliar, ditargetkan rampung paling lambat 2026.

koranaceh.net Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakir, bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh, Mawardi, serta Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi, meninjau lokasi ambruknya Jembatan Krueng Sawang di Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Selasa, 22 April 2025. 

Jembatan yang menghubungkan Gampong Lhuk Cut dengan Keude Sawang itu ambruk ke dasar sungai pada Senin malam, 27 Januari 2025, sekitar pukul 21.00 WIB. Saat kejadian, proses pembongkaran jembatan lama masih berlangsung separuh jalan. Cuaca ekstrem disertai hujan deras mempercepat pengikisan tiang penyangga, sehingga konstruksi jembatan tidak mampu menahan arus sungai yang deras.

Baca Juga :
USK Kukuhkan 5 Profesor Baru, Total Profesor Aktif Kini Capai 211 Orang

Sejak ambruknya jembatan, aktivitas warga terganggu. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah membangun jembatan gantung darurat sebagai solusi sementara. Namun jembatan ini hanya mampu menampung lalu lintas ringan, dan tidak cukup ideal untuk mendukung aktivitas ekonomi dan mobilitas kendaraan bermuatan.

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Aceh merancang pembangunan ulang jembatan dengan dua jenis konstruksi berbeda. Kepala Dinas PUPR Aceh, Mawardi mengatakan pembangunan akan dilakukan dengan dua jenis konstruksi. Satu jembatan rangka baja dan satu lagi jembatan komposit.

Ia menjelaskan bahwa jembatan rangka baja akan dibentuk dari sambungan rangka baja utuh, sementara jembatan komposit akan menggabungkan baja dengan beton atau material lainnya guna menyesuaikan kontur dan beban lintas.

Mawardi menambahkan, anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan kembali jembatan tersebut mencapai Rp35,5 miliar. Usulan pembiayaan telah diajukan oleh Gubernur Aceh kepada Menteri PUPR agar dapat diakomodasi melalui dana kementerian. "Butuh anggaran sekitar Rp35,5 miliar dan sudah diusulkan oleh Pak Gubernur kepada Menteri PUPR," kata Mawardi.

Detail Engineering Design (DED) untuk jembatan ini sebelumnya sudah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Namun, sebelum proses pembangunan dimulai, DED akan ditinjau ulang bersama Pemerintah Aceh sebagai pemegang kewenangan jalan provinsi. Perubahan sumber anggaran dari APBA ke dana Kementerian PUPR dilakukan sebagai bagian dari efisiensi fiskal.

Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi, menegaskan bahwa proyek pembangunan jembatan Krueng Sawang kini masuk dalam daftar prioritas infrastruktur Pemerintah Aceh. "Kami berharap pembangunan bisa rampung paling lambat tahun 2026," ujarnya.

Baca Juga :
Pemerintah Aceh Dorong Penambahan Kuota Haji dan Optimalisasi Bandara SIM untuk Umrah

Ketua TP PKK Aceh, Marlina Muzakir, dalam kunjungannya turut menyampaikan kepedulian terhadap dampak sosial akibat terputusnya akses tersebut. Ia menyatakan pentingnya percepatan pembangunan agar aktivitas masyarakat kembali normal. Kunjungan ini juga diharapkan menjadi sinyal kuat atas dukungan lintas sektor terhadap pembangunan kembali jembatan tersebut.

Masyarakat Sawang dan sekitarnya menaruh harapan besar agar proyek ini tidak sekadar rencana, melainkan segera terealisasi. Selain sebagai jalur transportasi utama, jembatan ini menjadi urat nadi pergerakan hasil pertanian, perdagangan, hingga pendidikan antar gampong di wilayah tersebut.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.