Integrasi Budaya dalam Pendidikan Aceh: Sebuah Keperluan Mendesak

Nurul Farida
*Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam FAI Universitas Serambi Mekkah Aceh

Aceh hadapi tantangan pelestarian budaya. Pendidikan perlu integrasi budaya lokal melalui kurikulum holistik dan kolaborasi, agar generasi muda berkarakter kuat dan berdaya saing.

koranaceh.net Aceh, Provinsi yang kaya akan nilai budaya dan adat istiadat, saat ini menghadapi tantangan serius dalam menjaga kelestarian warisan budayanya.

Arus globalisasi dan kemajuan zaman telah menyebabkan nilai-nilai budaya lokal semakin terpinggirkan, terutama di kalangan generasi muda. Hal ini terlihat dari menurunnya kemampuan berbahasa Aceh di kalangan pelajar dan kurangnya partisipasi dalam kegiatan budaya tradisional daerah.

Baca Juga :
Peran Generasi Muda Dalam Melestarikan Budaya Aceh

Pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga membentuk karakter dan identitas budaya yang kuat. Namun, sistem pendidikan di Aceh saat ini masih terlalu berfokus pada aspek formal dan akademik, sehingga aspek budaya lokal belum sepenuhnya terintegrasi dalam kurikulum sekolah.

Sebuah survei menunjukkan bahwa banyak siswa Aceh yang kurang mengenal budaya daerahnya sendiri dibandingkan dengan budaya luar. Kurangnya pemahaman ini berdampak pada melemahnya rasa kebanggaan dan identitas sebagai masyarakat Aceh.

Pemerintah daerah dan lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan ini. Integrasi budaya ke dalam sistem pendidikan bukan hanya sekadar menambahkan mata pelajaran muatan lokal, tetapi membutuhkan perencanaan dan implementasi yang terstruktur dan komprehensif.

Baca Juga :
Komunitas Sisi Buku: Hidupkan Tradisi, Nyalakan Literasi

Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah: 1) Pengembangan kurikulum yang holistik, mengintegrasikan nilai-nilai budaya Aceh ke dalam berbagai mata pelajaran, 2) Pelatihan guru yang memadai untuk menyampaikan materi budaya Aceh dengan efektif dan menarik, 3) Pemanfaatan sumber daya lokal, seperti seniman, budayawan, dan tokoh masyarakat, untuk memperkaya proses pembelajaran dan 4) Kolaborasi dengan masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan budaya dan melestarikan warisan budaya Aceh.

Integrasi budaya ke dalam sistem pendidikan Aceh bukan berarti menolak modernitas, tetapi upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermakna, kontekstual, dan berkarakter.

Dengan demikian, Aceh dapat mencetak generasi yang cerdas secara akademis dan memiliki jati diri yang kuat, menghargai budayanya, dan mampu melestarikannya untuk generasi mendatang. Hal ini akan memperkuat identitas Aceh dan menjadikannya lebih kompetitif di era global. [*]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.