Paya Rabo Kecamatan Sawang Gelar Kenduri Blang Melanjutkan Tradisi Turun Sawah Orang Aceh

Warga Paya Rabo, Sawang saat memasak untuk Kenduri Blang, Kamis (4/6/2020). Foto: Nurwida

Aceh Utara -
Sebelum menanami sawah yang dimulai dari berbagai tahapan hingga padi dipanen, orang Aceh melaksanakan Kenduri Blang (kenduri turun ke sawah). Tradisi turun temurun yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Aceh ini kembali digelar tadi pagi di Desa Paya Rabo Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (4/6/2020).
Kenduri Blang yang juga dikhususkan sebagai sebuah gelaran atau upacara umumnya dilaksanakan dalam tiga tahapan; mulai menjelang turun ke sawah, ketika padi mulai berbuah dan usai panen atau menuai hasil dari pertanian tersebut.
Karena digelar secara bersama-sama, maka segala kebutuhan demi lancarnya upacara kenduri tersebut dilaksanakan berdasarkan meuripee (patungan), bahan-bahan kenduri termasuk ternak sembelihan seperti kambing, ayam bahkan kerbau jika dimungkinkan akan dipilih yang terbaik kualitasnya.
Warga dari kaum lelaki memotong ayam kampung untuk
dimasak pada Kanduri Blang, Kamis (4/6/2020). Foto: Nurwida.
Saat kenduri dilaksanakan, masyarakat Desa Paya Rabo terlihat sangat antusias, masing-masing mengambil peranan, mulai dari membersihkan bahan makanan, menyiapkan bumbu masak, melengkapi alat memasak, persiapan tempat sederhana untuk dipakai menikmati hasil masakan kenduri tersebut.

Tampak kegembiraan warga terpancar dengan keramahan sesama mereka. Para pria dewasa termasuk orang-orang tua tidak menyiakan kesempatan untuk menyumbangkan tenaga mereka termasuk dengan menyembelih ayam kampung yang digunakan khusus untuk kanduri, berdasarkan keterangan salah satu warga, Nurwida, ayam yang digunakan untuk Kanduri Blang haruslah ayam kampung.

Tambah lagi keterangan yang berhasil diperoleh dari postingan pribadi Nurwida di akun medsos miliknya menyampaikan bahwa aktivitas Kenduri Blang dilaksanakan sebagai bentuk tanda syukur.

"Acara ini dimulai dari memotong ayam untuk dimasak, menariknya gak boleh ayam selain ayam kampung, acara ini diisi dengan doa bersama, pengumuman kapan turun sawah, dan diakhiri makan bersama," paparnya.

Kenduri Blang merupakan kearifan lokal masyarakat Aceh, acara ini masih terus dilakukan sampai sekarang dan akan terus diwarisi sebagai kekayaan adat dan budaya masyarakat Aceh.
Melalui siaran berita dari sumber Nurwida juga dalam website ceritawarga.com diketahui bahwa doa yang disampaikan saat Kenduri Blang dimaksudkan agar Allah SWT memudahkan warga dalam melaksanakan usaha pertanian. Setelah berdoa, pihak desa mengumumkan tanggal turun sawah. Selain itu, desa juga mengumumkan tentang pantang turun sawah dan pelaksanaan gotong royong untuk  pembersihan saluran irigasi.
Daging ayam yang telah matang dimasak warga pun diambil oleh panitia untuk dihidangkan kepada warga yang hadir pada Kenduri Blang. Tradisi itu pun ditutup dengan acara makan bersama. Acara Kenduri Blang juga sebagai penanda, bahwa aktivitas traksaksi sewa menyewa tanah sawah tidak boleh dilakukan.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.