Komisi I DPRA Umumkan Lima Komisioner Komisi Informasi Aceh

Banda Aceh - Komisi I DPRA mengumumkan lima komisioner Komisi Informasi Aceh (KIA) masa bakti 2020-2024. Mereka terpilih setelah dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi I DPR Aceh. Kelima nama komisioner tersebut diumumkan langsung oleh Ketua Komisi I DPR Aceh, Tgk Muhammad Yunus M Yusuf, dalam konferensi pers ruang humas DPRA, Selasa(20/10/2020).

Adapun kelima komisioner terpilih itu adalah Arman Fauzi, Hj. Nurlaily Idrus, SH., MH, Muslim Qadri, MSM, Andi Rahmadyah, dan Muhammad Hamzah. Sementara dari posisi enam sampai 10 merupakan lulus cadangan yakni, Abdul Qudus, SH, Faisal Hadi, Nasrun Marzuki, SH, Drs. Yusran, M.Si, dan Ade Firmansyah.

Muhammad Yunus mengatakan calon anggota Komisi Informasi Aceh (KIA) periode 2020-2024 yang disampaikan oleh panitia seleksi sebanyak 15 nama. Setelah melakukan uji kepatutan dan kelayakan sesuai dengan perintah undang-undang, Komisi I sebagai mandatori telah melakukan tugasnya pada 14 dan 15 Oktober 2020.

Ia menambahkan, pada hari pertama dilakukan uji kepatutan dan kelayakan fit and proper tes sebanyak 8 calondan hari kedua dilakukan tes untuk 7 calon, , mulai pagi hingga sore. Sementara hari ketiga dilakukan rekapitulasi nilai dari pewawancara.

M Yunus melanjutkan, nama-nama komisioner yang lulus tersebut akan diserahkan kepada Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin. Kemudian, Dahlan akan mengirim surat kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh untuk dikeluarkan SK. Proses pengiriman surat tersebut, Yunus akan dilakukan secepatnya sebelum masa jabatan komisioner yang sekarang habis, yakni pada 24 Oktober 2020 mendatang.

Usai konfrensi pers tersebut, M Yunus juga menyampaikan harapannya agar komisioner yang terpilih ini harus menyelesaikan masalah Qanun informasi Aceh yang tertunda. Begitupun dengan bagaimana membangun sistem keterbukaan informasi public yang sampai saat ini masih macet.

“Semoga komisioner yang terpilih ini mampu mendorong keterbukaan informasi public menjadi lebih baik. Sebab, selama ini ada kesan pemerintah Aceh sangat tertutup untuk beberapa informasi. Kawan-kawan yang baru ini didominasi oleh orang-orang muda, yang terdiri dari berbagai unsur, ada dari jurnalis, akademisi, praktisi, aktivis, birokrat, juga keterwakilan perempuan,” ujarnya.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.