Budayawan Aceh Gelar Pameran Foto Seni Ukir Pahat Aceh Sebagai Media Edukasi

Panitia Pameran Foto dan Diskusi Seni Ukir 
pada Batu, Kayu dan Kertas di Gedung 
Indoor Taman Budaya Aceh. Jumat (26/3/2021).


Banda Aceh - Budayawan Aceh gelar perhelatan Pameran Foto di Taman Seni dan Budaya Aceh sebagai media edukasi, Disbudpar Aceh berharap para seniman Aceh terus bersinergi untuk kembangkan seni khusunya seni ukir dan pahat, Senin (29/3/2021).

Perhelatan ini berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 26-28 Maret 2021 pukul 09.00 – 22.00 WIB di Taman Seni dan Budaya Aceh dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Pameran tersebut memperlihatkan 45 foto seni pahat, seni ukir kayu dan batu, serta kaligrafi karya seniman Aceh abad 12-19 M. 

Seni ukir kayu, seni ukir batu, dan kaligrafi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Aceh yang sudah ada sejak masa Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam.

Selain kegiatan pameran juga terdapat kegiatan diskusi yang menghadirkan pemateri Maestro Kaligrafi Said Akram, Kolektor Manuskrip Aceh Tarmizi A. Hamid, dan Budayawan sekaligus ketua panitia Thayeb Loh Angen.

Azhadi Akbar mewakili Kadisbudpar Aceh Jamaluddin, SE., M.Si, Ak, menyampaikan harapan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh untuk tetap mengembangkan seni dan budaya Aceh khususnya seni ukir dan Pahat Aceh Pada Batu, Kayu, dan Lukisan Pada Kertas.

“Aceh memiliki beragam seni dan budaya yang harus kita jaga, seperti pameran ini. Mari bergandengan saling bersinergi, karena ruang seperti ini merupakan ruang yang sangat kita rindukan,” ujar Azhadi Akbar mewakili Kadisbudpar Aceh dan Kepala UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh pada kegiatan diskusi Sabtu (27/3/2021).

Selain itu Azhadi menambahkan dengan menjaga satu persatu budaya yang dimiliki Aceh maka kebudayaan Aceh kedepannya pasti akan terus bergerak dan berkembang.

Saat sesi kegiatan diskusi, pertemuan yang dihadiri para tokoh seni dan budaya Aceh dipandu oleh moderator Muhrain. Seniman yang juga jurnalis tersebut membuka diskusi dengan kata pemicu awal yaitu motif ukir di Aceh, perkembangan kaligrafi dan seperti apa rumitnya manuskrip.

Said Akram menyampaikan kegiatan diskusi seperti ini perlu untuk dikembangkan supaya kesenian di Aceh terus berdenyut.

"Sejauh ini tidak ada permasalahan terkait perkembangan seni Kaligrafi, bahkan secara nasional tokoh besar kaligrafi berasal dari Aceh," ujar Said Akram.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.