Politeknik Aceh Siapkan Lulusan Berkualitas dan Kompeten
Banda Aceh – Politeknik Aceh siapkan lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi dan dapat diterima di berbagai lapangan pekerjaan, fasilitas kampus lengkap yang telah memiliki berbagai workshop seperti workshop bengkel, workshop komputer, sebagai media praktek bagi mahasiswa untuk meningkatkan SDM, Rabu (13/10/2021).
Politeknik Aceh merupakan lembaga pendidikan vocasi bagi pamuda Aceh yang ingin menempuh pendidikan bidang mekanik, maupun manajemen dengan mentalitas marketing dan disiplin yang tinggi melalui beragam Program studi teknik yang dimiliki; Teknik Mekatronika, Teknik Elektronika, Teknik Informatika, Akutansi Publik dan Ekonomi Manajemen.
Selain itu Politeknik juga akan membuka beberapa prodi baru sesuai dengan kebutuhan pasar salah satunya Prodi Pariwisata yang akan dibuka tahun depan, 2022.
Politeknik dibangun atas berkat kerjasama Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR Aceh/Nias), Pemerintah Provinsi Aceh melalui Pemerintah Kota Banda Aceh dengan berbagai pihak NGO terutama pihak CHEVRON OIL dan USAID dalam rangka meningkatkan SDM insan Aceh yang bertaqwa, profesional, humanis serta mampu berkompetisi di global market.
Sejarah kampus yang terletak di kawasan Pango dengan suasana rimbun pepohonan sejuk tersebut dimulai sejak peristiwa terjadinya musibah bencana Tsunami Tahun 2004, pasca Tsunami Aceh ini, berbagai pihak bersepakat hendak menyiapkan generasi Aceh mumpuni usai diluluhlantak bencana dahsyat tersebut.
Berbagai NGO lokal, nasional maupun internasional selanjutnya berkolaborasi dengan pihak Pemerintah Kota Banda Aceh bersepakat untuk mempersiapkan sebuah kampus teknik yang nantinya mampu menghasilkan para teknisi profesional bagi lapangan kerja di Aceh masa depan.
Kesepakatan tersebut menghasilkan pembebasan lahan Pemerintah Kota Banda Aceh serta pembangunan fisik gedung kampuspun dimulai, di era Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya lembaga pendidikan Yayasan Politeknik Aceh diresmikan pada tahun 2008.
Di era industri saat ini yang sangat penting disiapkan para lulusan akademik dengan bekal kompetensi kemampuan terhadap suatu bidang teknik, karena pasar dunia kerja pun umumnya tidak lagi berorientasi atau meminati permintaan lulusan dengan kualifikasi sarjana/magister (Ijazah S1 maupun S2), melainkan sertifikat kompetensi skill yang dimiliki.
Negara berkembang saat ini masih bangga dengan predikat sarjana, tetapi di negara maju lebih bangga dengan predikat kompetensi sehingga dengan bekal skill bidang indurstri tersebut dapat bekerja di mana saja baik di dalam maupun di luar negeri.
Keterbatasan industri di Aceh mengakibatkan para alumni Politeknik Aceh lebih banyak menerapkan ilmunya di luar Aceh, padahal saat itu (pasca Tsunami Aceh) setelah para ahli teknokrat, ahli sains berkunjung ke Aceh memberikan pengetahuan tidak membekas bagi masyarakat Aceh karena kurangnya kemauan untuk belajar yang seharusnya dapat membekas dan dapat membangun industri di Aceh.
Harapannya kedepan berbagai industri dapat tumbuh dengan dibangun di Aceh dengan catatan Aceh mampu terbuka, jangan ada pandangan bahwa Aceh ini tertinggal, masih kerap mendapatkan perlakuan antisosial, membuang sikap yang kiranya dapat digolongkan radikal, prestasi kesenjangan ekonomi masyarakat tertinggal menyebabkan Aceh dikategorikan sebagai daerah termiskin, mind side ini yang harus diubah.
Dari segi fasilitas untuk mahasiswa, pihak kampus juga menyediakan asrama yang saat ini lebih banyak digunakan oleh mahasiswa laki-laki, selain itu, banyaknya fasilitas penyokong berbentuk beasiswa turut menjadi nilai tambah bagi peminat kampus teknik tersebut.
Berbagai dukungan yang diberikan oleh Pemko Banda Aceh sebagai salah satu pihak pemilik asset di Politeknik Aceh turut menjadi pemicu memperlancar proses belajar mengajar di kampus, selama ini pemko juga memenuhi pembiayaan operasional kampus secara lancar, di luar pembiayaan yang dimodali dari biaya masuk kampus dan pendapatan lainnnya.
Tahun depan (2022) Politeknik Aceh berencana akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa luar negeri dengan kuota sejumlah 10 mahasiswa asing, hal tersebut sebagai strategi signifikan guna meningkatkan mutu kampus, sehingga Politeknik Aceh nantinya tidak lagi hanya menjadi perguruan tinggi dengan jenjang Diploma III dan Diploma IV bagi mahasiswa Aceh dan nasional semata, tetapi sudah go internasional.
Tidak ada komentar