Kamar Agam Satu Senyuman untuk Segelas Kopi
Kamar Agam di ladang kopi. Takengon.
Takengon - Pelukis nasional berdarah asli Aceh, Kamaruzzaman dikenal dengan nama Kamar Agam optimistis terhadap kopi selaku hasil olahan pertanian Provinsi Aceh, baginya, kopi adalah senyuman, berbagai hal ada dalam secangkir kopi; juga harapan, Senin (25/4/2022).Ditemui di lokasi Stand Offline produk kopi produksi langsung dari tangannya dengan brand 'Kopi Rimba', Kamar Agam, persimpangan Kuyun Tugu Kopi, lokasi tersebut nanti menjadi sebuah wahana pajang pamer dan teaster bagi pelintas jalur Takengon.
Jelang Lebaran Idul Fitri tahun ini, Kopi Rimba yang diproduksi Kamar Agam membuka event promosi bertajuk 'Satu Senyuman untuk Segelas Kopi", free, bisa minum di Stand Offline tersebut.
"Kita menyediakan kopi gratis pada stand offline Kopi Rimba, nantinya para pelintas, juga pelanggan kopi kita berikan kesempatan mencecapi cita rasa pilihan di lokasi, bayarnya cukup dengan satu senyuman," ungkapnya kepada media koranaceh.net.
Tempat pemrosesan produksi kopi Stand Offline Kopi Rimba, Senin (25/4/2022).
"Di samping menyediakan kopi, stand juga
ke depan akan menyediakan beragam buah-buahan hasil petani setempat, terdapat juga bagian di lokasi berupa lahan proses penyiapan kopi, tempat jemur, roasting dsb." lanjutnya.
Pasca pemberlakuan pembatasan sosial, produk Kopi Rimba dijual secara online, transaksi secara tidak langsung produk kopi mengalami hambatan, namun seiring berubahnya status Pandemi covid-19, terdapatnya harapan kuat atas kembali normalnya usaha jual beli komoditas kopi Aceh.
Ke depan Kamar Agam optimistis bahwa usaha produksi Kopi Rimba dapat kembali normal, guna menyambut hal tersebut, ia menyiapkan stand offline Kopi Rimba agar para pelanggan dapat mencecapi langsung nikmatnya kopi asli Takengon.
"Beragam varian kita sediakan di stand offline Kopi Rimba nantinya, silakan menikmati kopi, Aceh dengan beragam komoditas pertanian perkebunan hasil alam sangat optimis dapat kembali mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani," paparnya.
Saat media ini bertanya kapan pelukis ini kembali berpameran lukisan, ia dengan senyuman sumbringah menjelaskan.
Stand offline ini nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai ruang edukasi berkesenian, bukan tidak mungkin pula ke depan dapat menjadi lanscape berkesenian di kawasan Takengon.
"Kita bekerja menyediakan kopi terbaik, nanti dapat dinikmati sambil melihat proses melukis, cecap nikmatnya kopi dari daratan tinggi Gayo sambil melukis dan dilukis, semoga!," tutupnya penuh harapan.
Tidak ada komentar