Khanduri Laot sebagai Budaya Aceh jadi Pengikat Ukhuwah , Isra' Mi'raj Jadi Momentum Hablum Minallah


Iskandar, S. Sos, M. Si saat menyampaikan Kata Sambutan Pj. Walikota Banda Aceh, Amiruddin,SE, M. Si peringatan Isra' Mi'raj dan Khanduri Laot, Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (8/2/2024).

Banda Aceh - Digelar dalam momen serempak, Khanduri Laot sebagai budaya Aceh pengikat hubungan ukhuwah Islamiyah serta momen Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW ketika Allah SWT menurunkan langsung perintah Shalat kepada nabi, Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Pj. Walikota, Amiruddin, SE, M. Si mengapresiasi panitia penyelenggara, penguatan hablum minallah dan hablu minannas dapat direfleksikan dari dua peristiwa perayaan tersebut, Kamis (8/2/2024).

Melalui kata sambutan Pj. Walikota Banda Aceh, Amiruddin, SE, M. Si yang dibacakan Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Politik, Iskandar, S. Sos, M. Si diharapkan keberadaan dari Panglima Laot dalam kaitannya mengatur segala hal yang berkaitan dengan wilayah pesisir dan kelautan melalui Hukum Adat Laut mampu terus berperan, utamanya terus menjaga, melestarikan alam serta sumber daya yang ada agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Terkait mengenang peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Amiruddin menguraikan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj merupakan peristiwa sangat penting bagi umat Islam, pada peristiwa inilah perintah melaksanakan shalat lima waktu turun.

Melalui kewajiban shalat pula, Islam menyediakan waktu bagi pemeluknya untuk dapat tetap menjaga hubungan umat dengan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pencipta, sehingga menjaga waktu shalat sekaligus menjadi komitmen muslim taat dan tunduk pada perintahNya.

Isra' Mi'raj merupakan dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja, sebagai gabungan. Isra' dimaknai dengan perjalanan malam hari yang dilaksanakan Rasulullah SAW dari Makkah menuju Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsa).

Miraj merupakan peristiwa saat Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Al Aqsa melewati langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa Miraj ini yang nantinya memunculkan perintah sholat lima waktu bagi umat muslim.

Peran Panglima Laot 

Sebagai suatu lembaga yang memimpin adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan, penyelesaian sengketa dan lainnya, perang Panglima Laot sangat penting, melalui momentum Khanduri Laut yang digelar pagi hingga jelang siang, Kamis, 8 Ferbruari 2024, Pemko Banda Aceh mengharapkan peranan Panglima Laot dapat terus mendukung pembangunan khususnya dari segi kemaritiman.

PJ. Walikota Banda Aceh diwakili Staf Ahli Walikota Banda Aceh, Iskandar, S. Sos, M. Si menyerahkan santunan kepada 70 anak yatim piatu dalam sesi Khanduri Laot dan Isra' Mi'raj, Ulee Lheue, Kamis (8/2/2024).


"Panglima Laot memiliki kewenangan di bidang pengembangan dan penegakan adat laut, peraturan-peraturan di laut, dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan peradilan adat laut," papar Iskandar saat membuka peringatan Khanduri Laot di kawasan Ulee Lheue, Kuala Cangkoi, Banda Aceh.

Lembaga Panglima Laot (baca: Adat Laot) telah ada sejak abad ke-14 masa Sultan Iskandar Muda, masa itu Panglima Laot memiliki dua tugas yaitu memobilisasi peperangan dalam rangka melawan penjajahan dan memungut cukai (pajak) dari kapal-kapal yang singgah di tiap pelabuhan di pelabuhan negeri Aceh.

"Sebagai warisan endatu, Panglima Laot yang telah berjalan selama 400 tahun itu masih terus selalu hidup dalam pergaulan masyarakat nelayan di Aceh, tetapi seiring perubahan perpolitikan, pada masa penjajahan, kemerdekaan, pasca kemerdekaan dan pasca MoU Helsinki yang terjadi adalah pergeseran peran, fungsi dan tugas serta wewenang Panglima Laot.

Kuliner Kuah Beulangong (daging kerbau) saat dimasak oleh para nelayan Ulee Lheue, Lhok Kuala Cangkoi, untuk makanan tamu undangan Khanduri Laot, Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (8/2/2024).


Pasca Gempa dan Tsunami Aceh, 24 Desember 2004, Panglima Laot mendapatkan pengakuan Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh (Pasal 9899 dan Pasal 164 ayat (2) huruf (e), kemudian undang-undang tersebut dijabarkan dalam Qanun Aceh No. 9 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kehidupan Adat Istiadat dan Qanun Aceh No. 10 Tahun 2008 Tentang Lembaga Adat.

Tahun yang sama (2008), Panglima Laot diterima sebagai anggota World Fisher Forum People (WFFP) (Lembaga Masyarakat Nelayan Dunia).

Tarian Tarek Pukat dibawakan Sanggar Cit Ka Geunta saat gelaran Khanduri Laot, Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (8/2/2024).


"Kita berharap keberadaan Panglima Laot terus terjaga karena ini merupakan kearifan lokal bagi kita. Kita yakin Panglima Laot mampu menjadi pemimpin yang mampu berperan dalam mengatur segala hal yang berkaitan dengan wilayah pesisir dan kelautan melalui Hukum Adat Laut," jelas Iskandar.

Khanduri Laot yang digelar tersebut dibuka dengan simbolik melalui pemukulan rapai setelah sejak pagi dimulai dengan zikir dan doa bersama, perhelatan Khanduri Laot juga diikuti oleh para undangan dari Muspika Banda Aceh maupun Propinsi Aceh, hadir Kadis Perikanan, Peternakan dan Kelautan Kota Banda Aceh, Kadis Pariwisata Kota Banda Aceh, Kadis DKP, para Keuchik dan aparatur wilayah.

Peringatan Khanduri Laot juga Isra' Mi'raj selain diisi kegiatan makan bersama (khanduri) turut menghadirkan seni budaya berbentuk tari Tarek Pukat yang dibawakan Sanggar Cit Ka Geunta, diisi juga penyerahan santunan kepada 70 orang anak yatim piatu oleh panitia, serta ditutup pelayaran singkat bersama para undangan dan anak-anak yatim piatu menaiki kapal hias dan kapal viber milik The Pade Hotel yang turut mendukung kegiatan.

Didampingi Cek Zainal mantan Wakil Walikota Banda Aceh dan Kapolsek Ulee Lheu, Bambang, Iskandar, Staf Ahli Walikota turut menikmati pelayaran singkat sekitar 15 menit mengarungi ombak kawasan perairan Ulee Lheue.

Selama persiapan acara, terlihat hampir sepuluhan Kuah Beulangong dalam wadah besar dimasak untuk hidangan acara Khanduri Laot serta Isra' Mi'raj, sebagai budaya kuliner yang juga memiliki daya tarik para pengunjung acara.

Iskandar,S. Sos, M. Si diapit Kadis Pariwisata Banda Aceh, Kapolsek Ulee Lheue serta tokoh Aceh, Cek Zainal mantan Wakil Walikota Banda Aceh saat pelayaran singkat sesi Khanduri Laot mengelilingi kawasan perairan Ulee Lheue menggunakan kapal Viber The Pade Hotel, Kamis (8/2/2024).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.